TUGAS METODOLOGI RISET KEPERAWATAN
ANALISA PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KLINIK DENGAN STRATEGI PELAKSANAAN DAN STRATEGI KOMUNIKASI
(SP/SK) TERHADAP PERILAKU “CARING” MAHASISWA KEPERAWATAN DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN
OLEH:
DEWA KADEK ADI SURYA ANTARA
NIM :131141044
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN UNIVERSITAS
AIRLANGGA
2012
BAB.1 PENDAHULUAN
BAB.1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perilaku caring sangatlah penting untuk
keperawatan, caring adalah fokus
pemersatu untuk praktek keperawatan. ( Blais.2002 ).Perilaku caring juga sangat berpengaruh terhadap
tumbuh kembang, memperbaiki dan meningkatkan kondisi atau cara hidup manusia (
Blais.2002 ). Kinerja perawat khususnya dalam perilaku caring menjadi sangat penting dalam mempengaruhi kualitas pelayanan dan kepuasan pasien
terutama di rumah sakit, dimana kualitas pelayanan menjadi penentu citra
institusi pelayanan yang nantinya akan dapat meningkatkan kepuasan pasien dan
mutu pelayanan ( Potter – Perry.2005 )
Beberapa tokoh keperawatan seperti Watson (1979), Leininger (1984),
Benner (1989), menempatkan caring sebagai dasar dalam praktek keperawatan.
Diperkirakan bahwa 75% pelayanan
kesehatan adalah caring sedangkan25% adalah curing. Jika perawat
sebagai suatu kelompok profesi yang bekerja selama 24 jam di rumah sakit lebih
menekankan caring sebagai pusat dan aspek yang dominan dalam
pelayanannya maka tak dapat disangkal lagi bahwa perawat akan membuat suatu perbedaan yang besar antara caring dan curing
(Marriner A-Tomey, 1998)
Caring mengandung 3 hal yang
tidak dapat dipisahkan yaitu perhatian, tanggung jawab, dan dilakukan dengan
ikhlas ( Sitorus.2002 ). Memberikan asuhan (caring)
secara sederhana tidak hanya sebuah perasaan emosional atau tingkah laku
sederhana, karena caring merupakan kepedulian untuk mencapai perawatan yang
lebih baik, perilaku caring bertujuan dan berfungsi membangun struktur sosial,
pandangan hidup dan nilai kultur setiap orang yg berbeda pada satu tempat( Dwidiyanti.2008)
Seorang perawat harus dapat
melayani pasien dengan sepenuh hati.Sebagai seorang perawat harus
dapat memahami masalah yang dihadapi oleh klien, selain itu seorang perawat
dapat berpenampilan menarik. Untuk itu seorang perawat memerlukan kemampuan
untuk memperhatikan orang lain, ketrampilan intelektual, teknikal dan
interpersonal yang tercermin dalam perilaku caring atau kasih sayang.( Dwidiyanti.2008
)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Witojo & Widodo, 2008) di
RSJ Surakarta yaitu di ruang Kresna, pasien yang dirawat di ruangan ini
mendapatkan pelayanan komunikasi sesuai standar yang ada. Berdasarkan hasil
survey kepuasan pasien yang dilakukan oleh Depkes RI .(2006)pada beberapa Rumah Sakit di Jakarta menunjukkan
bahwa 14 % pasien tidak puas terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan,
sedangkan pelayanan yang diberikan pada umumnya sudah baik. Wawancara sederhana
yang dilakukan oleh peneliti pasien mengungkapkan bahwa perawat jarang ke
pasien, ke pasien hanya untuk rutinitas saja saat ada tindakan keperawatan,
kurang lama berinteraksi dengan pasien.
Berdasarkan hasil survey tingkat kepuasan terhadap pelayanan keperawatan
yang dilakukan Rumah Sakit di Jakarta pada bulan Juni 2009 menunjukkan 92,17% dari 312 responden menyatakan pelayanan
di rumah sakit khususnya keperawatan cukup baik, tetapi pada bulan juni juga
terdapat masukan dan kritikan yang ditujukan kepada perawat melalui kotak
saran yang menyatakan ketidakpuasan
terhadap pelayanan keperawatan
Peran pendidikan dalam membangun caring perawat sangat penting. Dalam penyusunan
kurikulum pendidikan perawatan harus selalu memasukkan unsur caring dalam setiap mata kuliah.( Muncul Wiyana.2010). Depkes RI (1986), Praktek klinik keperawatan
adalah suatu proses belajar mengajar,
tempat dan situasi nyata, di mana siswa perawatan memberikan pelayanan langsung kepada pasien yang
sebenarnya. Praktek klinik ini adalah bagian dari keseluruhan rencana belajar
mengajar yang diarahkan untuk mencapai tujuan program pendidikan keperawatan
Pembelajaran klinik adalah
serangkaian pembelajaran yang dilaksanakan dalam tatanan pelayanan
kesehatan / keperawatan nyata dimana peserta didik dihadapkan langsung dengan
klien maupun situasi nyata (Relly dan Obermann, 1999). Pembelajaran klinik juga
dapat diartikan sebagai bentuk pengalaman belajar (learning experience )
dimana peserta didik berkesempatan melatih diri melaksanakanpraktek keparawatan
profesional ( professional nursing practice ) di tatanan nyatapelayanan
kesehatan ( real setting ) dimana terdapat praktek leperawatan klinik.
(White dan Ewan, 1991 ).
Pelaksanaan Pembelajaran
Klinik kegiatan di wahana praktik memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk
terampil dalam menerapkan teori pada praktek klinik dengan sikap
danketerampilan profesional yang ditumbuhkan dan dibina melalui pengalaman
dalam pengambilan keputusan klinik, yang merupakan penerapan secara
terintegrasi kemampuan penalaran saintifik dan penalaran etik (Husin, 1992). Menurut
Schweek and Gebbie (1996) praktek klinik merupakan “the heart of the total
curriculum plan ”.
Menurut Watt (1990) pengajar klinik yang lebih dikenal sebagai
instrukturklinik atau clinical instructur (CI) atau digunakan juga istilah
perseptor biasanya berasal dari lahan praktik, tetapi bisa juga berasal dari
institusi apabila pembimbing dari lahan praktik tidak dapat memenuhi kriteria
yang disyaratkan Sebagai perseptor, perawat bertanggung jawab terhadap semua tindakan
mahasiswa selama pembelajaran di lahan praktik.
Menurut Gagne (Abin Syamsuddin Makmun, 2003), perubahan perilaku yang
merupakan hasil belajar dapat berbentuk :Informasi
verbal,,kecakapan intelektual,strategi kognitif; sikap dan kecakapan motorik. Didalam kaitannya dengan proses bimbingan
klinik, perawat juga harus membuat pembatasan kewenangan yang jelas dan
spesifik tentang asuhan keperawatan yang menjadi tanggung jawab mahasiswa dan
tanggung jawabnya.Watt(1990)
Strategi pelaksanaan
tindakan dan komunikasi(SP/SK) merupakan
suatu metoda bimbingan dalam pelaksanaan tindakan yang berdasarkan kebutuhan
pasien dan mengacu pada standar dengan mengimplementasikan komunikasi yang
efektif (Modul Pelatihan CI Pusdiknakes.2008). Strategi pelaksanaan tindakan
dan strategi komunikasi(SP/SK)merupakan metode pembelajaran yang diajarkan
kepada peserta didik keperawatan dalam rangka menumbuhkan perilaku “caring” baik pada saat memberikan
asuhankeperawatan maupun padasaat melakukan tindakan keperawatan(Buku Pedoman
Bimbingan Praktek Klinik Perawat/Bidan RSUP Sanglah.2010)
Strategi Pelaksanaan dan
Strategi Komunikasi merupakan bagian dari metode bimbingan klinik yang masuk
dalam buku pedoman bimbingan klinik keperawatan dan bidan sebagai bagian dari
pembentukan (Buku Pedoman Bimbingan Praktek Klinik Perawat/Bidan RSUP
Sanglah.2010)
4. Masalah
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KLINIK
DENGAN STRATEGI PELAKSANAAN DAN KOMUNIKASI (SP/SK) TERHADAP PENGETAHUAN, SIKAP
DAN PERILAKU “CARING” MAHASISWA KEPERAWATAN DALAM MEMBERIKAN ASUHAN
KEPERAWATAN BELUM DAPAT DIJELASKAN
5. Rumusan Masalah
1.
Adakah pengaruh penerapan metode pembelajaran klinik
dengan strategi pelaksanaan dan strategi komunikasi (SP/SK) terhadap
pengetahuan, sikap dan perilaku caring mahasiswa
keperawatan dalam melaksanakan pelayanan asuhan keperawatan?
6. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Menjelaskan pengaruh penerapan metode pembelajaran Strategi Pelaksanaan
dan Strategi Komunikasi (SP/SK) terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku caring mahasiswa keperawatan dalam
pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan
Tujuan Khusus
1.
Mengidentifikasi pengetahuan, sikap dan perilaku caring mahasiswa keperawatan sebelum
penerapan pembelajaran SP/SK
2.
Mengidentifikasi pengetahuan, sikap dan perilaku caring mahasiswa keperawatan setelah penerapan pembelajaran SP/SK
3.
Menganalisis pengaruh
penerapan metode pembelajaran klinik SP/SK
terhadap pengetahuan,sikap dan perilaku caring
mahasiswa keperawatan.
7. Manfaat
Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat menjelaskan pengaruh metode pembelajaran
klinik Strategi pelaksanaan dan strategi komunikasi ( SP/SK) terhadap pembentukan
perilaku caring mahasiswa keperawatan
dalam melaksanakan asuhan, sehingga dapat digunakan sebagai konsep dalam manajemen pembelajaran pembentukan
perilaku mahasiswa keperawatan .
Manfaat Praktis
Diharapkan dengan metode pembelajaran klinik strategi
pelaksanaan dan strategi komunikasi dapat perilaku caring
dapat digunakan sebagai suatu cara untuk meningkatkan perilaku caring mahasiswa
keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan
8. Judul
ANALISA PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KLINIK DENGAN STRATEGI PELAKSANAAN DAN STRATEGI KOMUNIKASI
(SP/SK) TERHADAP PENGETAHUAN,SIKAP DAN PERILAKU “CARING” MAHASISWA KEPERAWATAN DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Konsep perilaku caring terhadap pasien
2.1.1 Pengertian
Caring adalah kegiatan langsung
untuk memberikan bantuan, dukungan, atau perlaku kepada individu atau kelompok
melallui antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi manusia atau kehidupan
(Leininger dalam George, 1990).
Menurut Jean Watson (1988), caring adalah
esensi dari keperawatan yang berarti juga pertanggung jawaban hubungan antara
perawat dengan klien, dimana perawat membantu partisipasi klien, membantu klien
memperoleh pengathuan dan meningkatkan kesehatan. Tujuan caring keperawatan
adalah untuk memfasilitasi individu mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih
tinggi meliputi jiwa, raga dan perkembangan pengetahuan diri, pernghormatan
diri dan proses asuhan diri.
Caring yang diharapkan dalam keperawatan adalah sebuah perilaku perawatan yang
didasari dari beberapa aspek diantaranya : 1) human altruistic (mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan), 2)
Menanamkan kepercayaan-harapan, 3) Mengembangkan kepekaan terhadap diri sendiri
dan orang lain, 4) Pengembangan bantuan dan hubungan saling percaya, (5)
meningkatkan dan menerima ungkapan perasaan yang positif dan negatif, (6) sistematis dalam metode
pemecahan masalah (7) Pengembangan pendidikan dan pengetahuan interpersonal,
(8) meningkatkan dukungan, perlindungan
mental, fisik, sosial budaya dan lingkungan spiritual (9) Senang membantu
kebutuhan manusia, (10) menghargai
kekuatan eksistensial-phenomenologikal. (Watson, 1979).
1. Teknis
Manifestasi
perilaku ”caring” akan terbentuk dari
aspek kepedulian perawat yang dikemukakan oleh Jean Watson (1979), adalah sebagai
berikut :
a. Human altruistic (mengutamakan
nilai-nilai kemanusiaan)
a.
Mengenal
nama klien
b.
Memanggil
nama klien dengan panggilan yang disenangi klien
c.
Mendahulukan
kepentingan klien dari pada kepentingan pribadi
d.
Memberikan
waktu kepada klien walaupun sedang sibuk
e.
Memperhatikan
dan mendengarkan apa yang menjadi keluhan dan kebutuhan klien
f.
Menghargai
dan menghormati pendapat atau keputusan klien terkait dengan perawatannya
g.
Memberikan
dukungan sosial untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan status kesehatannya
b. Menanamkan
sikap penuh kepercayaan-harapan
1). Selalu memberikan harapan yang realistik
terhadap prognosis baik maupun buruk
2). Memotivasi klien untuk menghadapi
penyakitnya walaupun penyakitnya termasuk terminal
3). Mendorong klien untuk menerima tindakan
pengobatan dan perawatan yang dilakukan kepadanya
4). Memotivasi dan mendorong klien mencari
alternatif terapi yang rasional
5). Memberi penjelasan bahwa takdir berbeda
pada setiap orang
6). Memberi keyakinan bahwa kehidupan dan
kematian sudah ditentukan sesuai takdir
c. Menanamkan
sensitifitas atau kepekaan terhadap diri
sendiri dan orang lain
1). Bersikap empati dan mampu menempatkan diri
pada posisi klien
2). Dapat mengendalikan perasaan ketika klien
bersikap kasar terhadap diri (perawat)
3). Dapat meluluskan keinginan klien terhadap
sesuatu yang logis
d. Pengembangan
bantuan dan hubungan saling percaya (helping-trust
relationship)
1). Memperkenalkan diri kepada klien saat awal
kontak serta membuat kontrak hubungan dan waktu
2). Meyakinkan klien tentang kehadiran perawat
sebagai orang yang akan menolong setiap saat ia membutuhkan
3). Berusaha mengenali keluarga klien
4). Bersikap hangat dan bersahabat
5). Menyediakan waktu untuk klien untuk
mengekpresikan perasaan dan pengalamannya melalui komunikasi yang efektif
6). Selalu menjelaskan setiap tindakan yang
akan dilakukan kepada klien
e. Meningkatkan
dan menerima ungkapan perasaan yang positif
dan negatif
1). Menjadi pendengar yang aktif dengan
mendengarkan keluhan klien secara sabar
2). Mendengarkan ekspresi perasan klien
tentang keinginannya untuk sembuh dan apa yang akan dilakukan jika sembuh
3). Memotivasi klien untuk mengungkapkan
perasaan baik positif maupun negatif sebagai bagian dari kekuatan yang
dimilikinya.
f. Menggunakan
metode sistematis dalam pemecahan masalah
1). Selalu mengkaji, merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi proses keperawatan sesuai dengan masalah klien
2). Mempertimbangkan untuk mengabulkan
permintaan klien dalam meperoleh sesuatu yang akan membuat klien cemas bila tidak dikabulkan
3). Memenuhi keinginan klien bermacam-macam
secara sabar
4). Selalu menanyakan keinginan klien yang
spesifik dan cara pemenuhannya
g. Meningkatkan
proses pembelajaran dalam hubungan interpersonal
1). Menjelasakan setiap keluhan klien secara
rasional dan ilmiah sesuai dengan tingkat pemahaman klien dan cara mengatasinya
2). Selalu menjelaskan setiap tindakan yang
akan dilakukan
3). Menunjukkan situasi yang bermanfaat agar
klien memahami proses penyakitnya
4). Mengajarkan cara pemenuhan kebutuhan
sesuai dengan masalah yang dihadapi klien
5). Menanyakan kepada klien tentang kebutuhan
pengetahuan yang ingin diketahui terkait dengan penyakitnya
6). Meyakinkan klien tentang kesediaan perawat
untuk menjelaskan apa yang ingin diketahui
h. Menciptakan
lingkungan yang suportif, protektif, dan/atau perbaikan mental, fisik,
sosiokultural dan spiritual
1). Menyetujui keinginan klien untuk bertemu
dengan ulama agama
2). Menghadiri pertemuan klien dengan ulamanya
3). Memfasilitasi atau menyediakan keperluan
klien ketika akan berdoa atau beribadah sesuai dengan agamanya
4). Bersedia mencari alamat dan menghubungi
keluarga yang sangat diharapkan mengunjungi klien
5). Bersedia menghubungi teman klien atas
permintaan klien
i.
Memenuhi kebutuhan dasar manusia dengan penuh
penghargaan dalam rangka mempertahakan keutuhan dan martabat manusia
1). Bersedia memenuhi kebutuhan dasar dengan
ikhlas
2). Menyatakan perasaan bangga dapat menjadi
orang yang bermanfaat bagi klien
3). Mampu menghargai klien dan privaci klien
ketika memenuhi kebutuhannya
4). Mampu menunjukkan kepada klien bahwa klien
adalah orang yang pantas dihormati dan dihargai
j.
Mengijinkan terbuka pada eksistensial-fenomenologikal
dan dimensi spiritual “caring” serta penyembuhan yang tidak bisa dijelaskan
secara utuh dan ilmiah melalui pemikiran masyarakat modern
1). Memberi kesempatan kepada klien dan
keluarga untuk melakukan hal-hal yang bersifat ritual demi proses
penyembuhannya
2). Mampu memfasilitasi kebutuhan klien dan
keluarga terhadap keinginan melakukan terapi alternatif sesuai dengan
pilihannya secara rasional
3). Mampu memotivasi klien dan keluarga untuk
berserah pada tuhan YME
4). Mampu menyiapkan klien dan keluarganya
ketika menghadapi fase berduka (proses kematian)
2.2 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah
hasil dari ranah “tahu” dan ini terjadi
setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan
terjadi melalui pancaindra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, raba dan rasa. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga (Notoatmojo, 1997).
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang
sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior), karena itu perilaku yang didasari oleh pengetahuan
akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan
(Notoatmojo, 1997).
Pengetahuan merupakan salah
satu bagian dari domain perilaku kesehatan. Menurut Bloom dalam Notoatmojo
(1997) seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku itu ke dalam tiga
domain (ranah/kawasan), yaitu: Ranah kognitif, ranah afektif dan ranah
psikomotor
Dalam subbab ini akan
dijelaskan lebih lanjut tentang ranah kognitif. Ranah kognitif berkenaan dengan
perilaku yang berhubungan dengan berpikir, mengetahui dan memecahkan masalah.
Ranah ini memiliki 6 (enam) tingkat bergerak mulai dari yang sederhana sampai
pada tingkat tinggi dan kompleks Blom dalam Notoatmojo (1997).
2.2.1
Tingkat
pengetahuan
Menurut Bloom dalam Notoatmojo (1997) Tingkat pengetahuan
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Tahu (Know)
b. Memahami (Comprehension)
c. Penerapan (Aplication)
d. Analisis (Analysis)
e. Sintetis (Synthetis)
f. Evaluasi (Evaluation)
2.3
Konsep Sikap
2.3.1
Pengertian Sikap
Menurut Berkowitz dalam Azwar (2003) sikap adalah perasaan mendukung atau
memihak (favorable) maupun perasaan
yang tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable)
pada objek tersebut.
Thurstone
sendiri memformulasikan sikap sebagai derajat afek positif atau afek negatif
terhadap suatu objek psikologis (Azwar, 2003). Afeksi yang positif yaitu afeksi
senang, sedangkan afeksi negatif adalah afeksi yang tidak menyenangkan.
Sikap
adalah merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap
suatu stimulus atau objek. Sikap itu tidak langsung dilihat, tetapi hanya dapat
ditafsirkan terlebih dahulu dari prilaku yang tertutup (Notoatmojo, 2002).
Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan
“predisposisi” tindakan atau prilaku.
2.3.2
Komponen Pembentuk Struktur Sikap
Komponen Kognitif (komponen
perseptual)
Komponen Afektif (komponen emosional)
Komponen Konatif (komponen
prilaku atau action component)
2.3.3
Tingkatan Sikap
Menurut Notoatmojo (1997), sikap terdiri dari
berbagai tingkatan, yaitu:
- Menerima (Receiving)
- Merespon (Responding)
- Menghargai (Valuing)
- Bertanggung jawab (Responsible)
2.4
Perubahan perilaku secara keseluruhan.
Perubahan perilaku belajar bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan
semata, tetapi termasuk memperoleh pula perubahan dalam sikap dan
keterampilannya. Misalnya, mahasiswa belajar tentang “Teori-Teori Belajar”,
disamping memperoleh informasi atau pengetahuan tentang “Teori-Teori Belajar”,
dia juga memperoleh sikap tentang pentingnya seorang guru menguasai
“Teori-Teori Belajar”. Begitu juga, dia memperoleh keterampilan dalam
menerapkan “Teori-Teori Belajar”.
Menurut Gagne (Abin
Syamsuddin Makmun, 2003), perubahan perilaku yang merupakan hasil belajar dapat
berbentuk :
- Informasi verbal; yaitu penguasaan informasi dalam bentuk verbal, baik secara tertulis maupun tulisan, misalnya pemberian nama-nama terhadap suatu benda, definisi, dan sebagainya.
- Kecakapan intelektual; yaitu keterampilan individu dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya dengan menggunakan simbol-simbol, misalnya: penggunaan simbol matematika. Termasuk dalam keterampilan intelektual adalah kecakapan dalam membedakan (discrimination), memahami konsep konkrit, konsep abstrak, aturan dan hukum. Ketrampilan ini sangat dibutuhkan dalam menghadapi pemecahan masalah.
- Strategi kognitif; kecakapan individu untuk melakukan pengendalian dan pengelolaan keseluruhan aktivitasnya. Dalam konteks proses pembelajaran, strategi kognitif yaitu kemampuan mengendalikan ingatan dan cara – cara berfikir agar terjadi aktivitas yang efektif. Kecakapan intelektual menitikberatkan pada hasil pembelajaran, sedangkan strategi kognitif lebih menekankan pada pada proses pemikiran.
- Sikap; yaitu hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk memilih macam tindakan yang akan dilakukan. Dengan kata lain. Sikap adalah keadaan dalam diri individu yang akan memberikan kecenderungan vertindak dalam menghadapi suatu obyek atau peristiwa, didalamnya terdapat unsur pemikiran, perasaan yang menyertai pemikiran dan kesiapan untuk bertindak.
- Kecakapan motorik; ialah hasil belajar yang berupa kecakapan pergerakan yang dikontrol oleh otot dan fisik.
2.5 Konsep
Metode pembelajaran Klinik dengan Strategi Pelaksanaan dan Strategi Komunikasi
Strategi pelaksanaan
tindakan dan strategi komunikasi(SP/SK) merupakan suatu metoda bimbingan dalam
pelaksanaan tindakan yang berdasarkan kebutuhan pasien dan mengacu pada standar
dengan mengimplementasikan komunikasi yang efektif (Modul Pelatihan CI
Pusdiknakes.2008)
Strategi pelaksanaan
tindakan dan strategi komunikasi(SP/SK)merupakan metode pembelajaran yang
diajarkan kepada peserta didik keperawatan dalam rangka menumbuhkan perilaku
“caring” baik pada saat memberikan asuhankeperawatan maupun padasaat melakukan
tindakan keperawatan(Buku Pedoman Bimbingan Praktek Klinik Perawat/Bidan RSUP
Sanglah.2010)
Strategi Pelaksanaan dan Strategi Komunikasi merupakan bagian dari metode
bimbingan klinik yang masuk dalam buku pedoman bimbingan klinik keperawatan dan
bidan sebagai bagian dari pembentukan (Buku Pedoman Bimbingan Praktek Klinik
Perawat/Bidan RSUP Sanglah.2010)
Strategi pelaksanaan dan strategi komunikasi
terdiri dari dua komponen :
2.4.1
Strategi Pelaksanaan Tindakan keperawatan
Tujuan :
- Mempersiapkan mahasiswa untuk kontak dengan pasien dalam melaksanakan tindakan asuhan keperawatan
- Mengidentifikasi kondisi klien
- Merumuskan diagnose keperawatan
- Merumuskan tujuan sesuai dengan kriteria SMART
- Merencanakan tindakan yang dilakukan
- Menyusun/ melampirkan SPO sebagai acuan untuk melaksanakan tindakan
- Bekerja sesuai dengan standar/ prosedur
Penyusunan strategi tindakan ini
ditujukan untuk mahasiswa agar mampu mempersiapkan asuhan yang diberikan,
dengan kemampuan analisisnya merumuskan diagnose keperawatan yang muncul dan
kemudian menyusun tujuan yang akan dicapai berdasarkan criteria ; specific,
measurement,achieveble, rasional, time bound. Dalam penyusunan ini memerlukan
suatu kemampuan analisis yang harus selalu dilatih oleh peserta didik/
mahasiswa keperawatan.
Menuliskan atau melampirkan
Standar Prosedur Operasional (SPO) memiliki tujuan agar mahasiswa selalu
membaca dan bekerja sesuai dengan standar. Dalam penelitian Kementrian
Kesehatan tahun 2007, hampir 70 % perawat bekerja tidak mengacu pada prosedur
kerja, perawat bekerja berdasarkan kebiasaan sehari-hari. Pembentukan perilaku
patuh terhadap standar mulai diajarkan sejak dini, dengan seringnya melakukan
tindakan keperawatan berdasarkan standar, maka hal tersebut akan menjadi
perilaku yang diadopsi. (Modul Pelatihan C.I Pusdiknakes,2008).
2.4.2
Strategi Komunikasi Tindakan keperawatan
Tujuan :
Membentuk ketrampilan berkomunikasi
komunikasi terapeutik meliputi pra interaksi, interaksi ( orientasi, kerja,
terminasi )post interaksi
Tahapan
kegiatan :
1.Fase Orientasi ; meliputi salam terapeutik, memperkenalkan
nama pada saat kontak pertama kali, menjelaskan kapasitas sebagai apa,menanyakan
nama pasien pada awal interaksi, dan memanggil nama pasien jika sudah melakukan
interaksi sebelumnya, mempertahankan kontak mata, senyum ikhlas dan melakukan
sentuhan ringan touch di bahu .Melakukan
evaluasi /validasi terhadap kondisi saat ini; menanyakan kondisi serta
mengajukan pertanyaan untuk memvalidasi. Menyampaikan kontrak yang meliputi;
topik yang akan dibahas atau dilakukan, waktu yang dibutuhkan berapa lama dan
tempat pelaksanaannya.
2. Fase Kerja ; melakukan komunikasi sesuai dengan
langkah atau prosedur kerja yang dilakukan. Jangan menyampaikan hal-hal yang
tidak perlu, segala sesuatu yang
dikerjakan, hal tersebutlah yang harus disampaikan. Kecenderungan untuk
melakukan suatu tindakan yang benar dengan berkonsentrasi pada kegiatan yang
dilakukan. Gunakan bahasa verbal dan non verbal yang menunjukkan sikap positif.
3.Fase Terminasi; mengakhiri kegiatan untuk
sementara jika pasien masih dirawat dengan mengevaluasi respon klien terhadap
tindakan keperawatan yang diberikan. Kemudian disepakati kontrak selanjutnya
jika masih diperlukan.(Modul Pelatihan C.I Pusdiknakes,2008)
|
||||||
|
||||||||||||||
|
||||||||||||||
:
(Palmer, Cox et al. 2005).
Ket:
: Diukur
: Tidak diukur
Kurangnya
perilaku caring perawat masih merupakan masalah yang utama dalam pemberian
layanan asuhan keperawatan (Dwiyanti,2009). Caring yang diharapkan
dalam keperawatan adalah sebuah perilaku perawatan yang didasari dari beberapa
aspek diantaranya : 1) human altruistic
(mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan), 2) Menanamkan kepercayaan-harapan, 3)
Mengembangkan kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain, 4) Pengembangan
bantuan dan hubungan saling percaya, (5) meningkatkan dan menerima ungkapan
perasaan yang positif dan negatif, (6)
sistematis dalam metode pemecahan masalah (7) Pengembangan pendidikan dan
pengetahuan interpersonal, (8) meningkatkan
dukungan, perlindungan mental, fisik, sosial budaya dan lingkungan
spiritual (9) Senang membantu kebutuhan manusia, (10) menghargai kekuatan eksistensial-phenomenologikal.
(Watson, 1979).
Peran pendidikan dalam membangun caring mahasiswa keperawatan sangat penting. Dalam
penyusunan kurikulum pendidikan perawatan harus selalu memasukkan unsur caring dalam setiap mata kuliah. (Muncul Wiyana.2010). Pembelajaran
klinik juga dapat diartikan sebagai bentuk pengalaman belajar ( learning experience)
peserta didik memiliki kesempatan melatih diri melaksanakan praktek keparawatan
profesional ( professional nursing practice ) di tatanan nyata pelayanan
kesehatan (real setting) dimana terdapat praktek keperawatan klinik.
(White dan Ewan, 1991 ).
Didalam teori proses
pembelajaran Gagne (Abin Syamsuddin
Makmun, 2003), proses belajar merupakan suatu perubahan perilaku hasil dari
belajar yang dapat bebrbentuk, informasi verbal,kecakapan intelektual,
kecakapan kognitif yang meliputi kemampuan mengendalikan ingatan serta cara
berfikir,pembentukan sikap dan kecakapan motorik sebagai hasil berfikir yang
muncul dalam kegiatan fisik.
Strategi pelaksanaan
tindakan dan strategi komunikasi(SP/SK) merupakan suatu metoda bimbingan dalam
pelaksanaan tindakan yang berdasarkan kebutuhan pasien dan mengacu pada standar
dengan mengimplementasikan komunikasi yang efektif (Modul Pelatihan CI
Pusdiknakes.2008). Strategi Pelaksanaan dan Strategi Komunikasi merupakan
bagian dari metode bimbingan klinik yang masuk dalam buku pedoman bimbingan
klinik keperawatan dan bidan sebagai bagian dari pembentukan (Buku Pedoman
Bimbingan Praktek Klinik Perawat/Bidan RSUP Sanglah.2010)
Strategi pelaksanaan yang
dimaksudkan adalah mahasiswa harus menetukan kondisi pasien, masalah dan diagnosa
keperawatan yang muncul, tujuan yang
akan dicapai,dan tindakan apa yang akan dilakukan dengan mengacu pada standar prosedur operasional. (Modul
Pelatihan Clinical Instruktur.Pusdiknakes.2008)
Strategi komunikasi yang
diharapkan yaitu terdiri dari 3 fase: Fase orientasi; salam terapeutik,evaluasi
atau validasi dan kontrak, Fase Kerja,merupakan focus komunikasi dilakukan
sesuai dengan prosedur tindakan , dengan mengkomunikasikan kegiatan yang
dilaksanakan. Fase terminasi terdiri dari; evaluasi respon pasien, tindak lanjut
dan kontrak yang akan datang. (Modul Pelatihan Clinical
Instruktur.Pusdiknakes.2008)
Metode pembelajaran klinik
dengan menerapkan strategi pelaksanaan dan strategi komunikasi merupakan suatu
proses pembelajaran yang berorientasi pada pasien/patient center dimana peserta didik akan melihat kebutuhan pasien
secara holistic yang didasari oleh pengetahuan, sehingga terbentuk sikap
positif terhadap respon pasien yang selanjutnya akan terbentuk suatu perilaku
kepedulian dan keinginan untuk membantu pasien, dengan komunikasi yang
terapeutik sehingga membantu dalam proses penyembuhan pasien.
Dengan metode pembelajaran klinik menggunakan strategi pelaksanaan dan
strategi komunikasi,merupakan pembelajaran yang dibekali kepada mahasiswa
sehingga terbentuk perilaku caring sejak dini sebelum menjadi seorang perawat
yang siap memberikan asuhan keperawatan professional.
3.2
Hipotesis
Penelitian
Hipotesis
yang ditetapkan pada penelitian ini adalah:
1. Ada pengaruh
penerapan metode pembelajaran klinik dengan strategi pelaksanaan dan strategi
komunikasi (SPSK) terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku caring mahasiswa keperawatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
BAB 4
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah suatu metode pemilihan dan perumusan masalah
serta hipotesis untuk memberikan gambaran mengenai metode dan teknik yang
hendak digunakan dalam melakukan suatu penelitian (Tjokronegoro, 1999). Menurut
Nursalam & Pariani (2000) metode penelitian merupakan suatu cara yang
digunakan untuk memecahkan masalah menurut keilmuan. Dalam bab ini akan diuraikan tentang : (1) desain
penelitian, (2) kerangka kerja, (3) desain sampling meliputi populasi, sampel,
dan sampling (4) identifikasi variabel, (5) definisi operasional, (6)
pengumpulan data, (7) analisis data, (8) etik penelitian, dan (9) keterbatasan
dalam penelitian.
4.1
Desain
Penelitian
Menurut Nursalam (2003) desain penelitian adalah suatu strategi
penelitian dalam mengidentifikasi permasalahan
sebelum perencanaan akhir pengumpulan data. Berdasarkan tujuan
penelitian, maka desain penelitian yang digunakan adalah Pra-eksperimental bentuk One-group
pra-post test design
Subyek
|
Pra
|
Perlakuan
|
Post
|
K-A.
|
O
|
I
|
O1-A.
|
K-B.
|
O
|
-
|
O1-B.
|
Time 1.
|
Time 2.
|
Time 3.
|
Keterangan :
K-A. :
Subyek Perlakuan
K-B. : Subyek kontrol
O :
Observasi pengetahuan, sikap,perilaku
sebelum penerapan SP/SK
I : Intervensi (Penerapan
Strategi Pelaksanaan Dan Strategi Komunikasi )
O1( A + B ) : ( kelompok perlakuan dan kelompok kontrol ) Observasi
pengetahuan, sikap dan perilaku sesudah penerapan SP/SK
4.2
Kerangka
Kerja
|
|
|
|
|
Gambar 4.1 Kerangka Kerja
Penelitien Pengaruh pelaksanaan metode pembelajaran klinik dengan strategi
pelaksanaan dan strategi komunikasi terhadap tingkat pengetahuan, sikap dan
perilaku mahasiswa keperawatan dalam melaksanakan askep
4.3
Desain
Sampling
4.3.1
Populasi
Populasi dalam penelitian adalah
setiap subyek (misalnya manusia, pasien) yang memenuhi kriteria yang telah
ditetapkan (Nursalam, 2003). Menurut Sastroasmoro (2002), populasi
dalam penelitian merupakan sekelompok subyek atau data dengan karakteristik
tertentu. Dikenal pula istilah populasi target yaitu populasi yang memenuhi
sampling kriteria dan dijadikan sasaran akhir penelitian, dan populasi
terjangkau yaitu populasi yang memenuhi kriteria penelitian dan biasanya dapat
dijangkau oleh peneliti dalam kelompoknya (Nursalam, 2003).
Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa PSIK FK Udayana yang praktek
profesi di RSUP Sanglah. Pada bulan Agustus –Oktober 2012. Besar populasi
sebanyak 60 orang.
Sampel
Sampel adalah subset atau bagian dari populasi yang
diteliti (Sastroasmoro, 2002). Pengertian sampel menurut Nursalam (2003) adalah
bagian dari populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subyek
penelitian melalui sampling. Dari data tentang populasi di atas akan diseleksi
kriteria sampel yang terdiri dari kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.
Sampel pada penelitian ini ditentukan berdasarkan kriteria inklusi yaitu
karakteristik umum subyek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau
oleh peneliti (Nursalam, 2003).
1) Kriteria inklusi dalam penelitian ini
adalah :
1.
Mahasiswa PSIK Unud yang melaksanakan praktek profesi
di Instalasi Rawat Inap C (IRNA C) dan (IRNA D)
2.
Mahasiswa yang bersedia menjadi responden
3.
Mahasiswa yang belum mendapatkan metode pembelajaran
Strategi Pelaksanaan dan Strategi Komunikasi
2)
Kriteria eksklusi pada penelitian ini ditetapkan dengan
mengeluarkan atau menghilangkan subyek dari penelitian karena berbagai sebab
dengan kata lain tidak layak untuk diteliti atau tidak memenuhi kriteria
inklusi pada saat penelitian berlangsung (Nursalam & Pariani, 2000).
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :
1.
Mahasiswa yang sakit tatau berhalangan mengikuti
2.
Mahasiswa yang menolak untuk ikut dalam kegiatan
penelitian
Besar sampel adalah banyaknya
anggota yang dijadikan sampel (Zainudin, 1999). Penentuan besar sampel harus
mempertimbangkan salah satunya “unit analisis” yaitu faktor yang
dipertimbangkan oleh peneliti dalam menentukan besarnya sampel disamping
pendekatan, ciri-ciri khusus yang ada pada populasi dan keterbatasan yang ada
(Arikunto, 2000). Besar sampel
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
n
=
n
=
n
= 52,073
n
= 52 orang
Jadi perkiraan besar sampel adalah 52
orang mahasiswa
Keterangan
:
n : Perkiraan
besar sampel
N : Perkiraan
besar populasi
z : Nilai
standar normal untuk Ī± = 0,05 (1,96)
p : Perkiraan
proporsi, jika tidak diketahui dianggap 50 %
q : 1
– p (100% - p)
d : Tingkat kesalahan yang dipilih (d = 0,05)
(Nursalam,
2003)
4.3.2
Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi
porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi (Nursalam, 2003). Teknik
pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara purposive sampling (
judgement sampling) yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih
sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (Nursalam,
2003).
4.4
Identifikasi
Variabel
4.4.1
Variabel
independen
Variabel independen (variabel bebas) adalah variabel
yang nilainya menentukan variabel lain (Nursalam, 2003). Dalam penelitian ini
variabel independennya adalah metode
pembelajaran strategi pelaksanaan tindakan keperawatan dan strategi komunikasi
4.4.2
Variabel
dependen
Variabel dependen (variabel
tergantung) adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain
(Nursalam, 2003). Dalam penelitian ini variabel
dependennya adalah Tingkat pengetahuan,
sikap dan perilaku caring mahasiswa
keperawatan
4.5
Definisi
Operasional
Menurut Nursalam (2003), definisi operasional adalah pemberian arti atau
makna pada masing-masing variabel berdasarkan karakteristik masing-masing
variabel untuk kepentingan akurasi, komunikasi, dan replikasi agar memberikan
pemahaman yang sama kepada setiap orang mengenai variabel-variabel yang
dirumuskan dalam suatu penelitian.
Tabel 4.1
Tabel definisi operasional variabel yang diteliti :
Variable
|
Definisi
|
Parameter
|
Alat
Ukur
|
Skala
data
|
Skor
|
Variabel
independen:
Metode pembelajaran
strategi pelaksanaan tindakan keperawatan
Strategi Komunikasi
Variable dependen:
Tingkat Pengetahuan
tentang caring
Sikap tentang caring
Perilaku caring
mahasiswa keperawatan
|
Suatu
cara belajar mahasiswa keperawatan dengan mengidentifikasi masalah,
merumuskan tujuan dan melaksanakan tindakan keperawatan yang disusun secara
tertulis disertai dengan prosedur kerja tindakan yang akan dilakukan
Suatu
cara efektif menyampaikan pesan kepada pasien dengan bahasa verbal maupun non
verbal didalam melaksanakan tindakan keperawatan
Segala
sesuatu yang diketahui tentang kepedulian terhadap pasien yang dilihat dari
jawaban kuisioner
Suatu
kondisi yang menunjukkan keinginan untuk bertindak tentang kepedulian
terhadap pasien yang dilihat dari jawaban kuisioner
Tindakan
yang menunjukkan kegiatan, kepedulian terhadap pasien, yang diukur dengan
lembar observasi
|
-Ketepatan menguraikan masalah keperawatan
pasien
-Ketepatan menegakkan diagnosa keperawatan
-Ketepatan menetapkan tujuan dg kriteria SMART
-ketepatan dan kelengkapan penulisan SOP
Ketepatan dalam menuliskan dan mengkomunikasikan
informasi yang akan disampaikan pada saat melakukan tindakan keperawatan,
yang meliputi :
-Fase orientasi
-Fase Kerja -Fase Terminasi
Pengetahuan mahasiswa tentang konsep caring :
-mengutamakan
nilai-nilai kemanusiaan
-Menanamkan kepercayaan-harapan,
-Mengembangkan
kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain, -Pengembangan bantuan dan
hubungan saling percaya
- meningkatkan dan menerima ungkapan perasaan yang positif dan negative
- sistematis dalam metode pemecahan masalah
-Pengembangan pendidikan dan pengetahuan
interpersonal,
- meningkatkan
dukungan, perlindungan mental, fisik, sosial budaya dan lingkungan
spiritual
-Senang
membantu kebutuhan manusia
-menghargai
kekuatan eksistensial-phenomenologikal.
Keadaan yang menunjukkan penilaian
positif dan negatif terhadap kepedulian tentang pasien.
a. Menerima
b. Merespon
c. Menghargai
d. Bertanggungjawab
Tindakan
dalam pelaksanaan meliputi
-memanggil
nama
-memperkenalkan diri
-memberikan sentuhan ringan
-mendengarkan
-memberikan penjelasan realistis ttg kondisi
-menjelaskan setiap tindakan
-memberikan
kesempatan pasien bertanya
-mengakhiri
tindakan dengan kontrak
|
Laporan
tertulis
Lembar
penilaian/observasi
Laporan
tertulis
Lembar
Observasi
Kuisioner
Kuesioner
dengan sekala likert
Observasi
|
-
Ordinal
Ordinal
Ordinal
|
-
Terdiri dari 10 item penilaian tingkat pengetahuan mahasiswa terhadap caring dengan rentang skor penilaian masing-masing
a
Benar = 1
b
Salah = 0
Pengelompokan
:
a.
Nilai > 76% = baik
b.
Nilai 56-75% =
kurang baik
c.
Nilai 40-55% = cukup
d.
Nilai < 40% = tidak baik
Jawaban
:
Favorable
: Unfavorable :
SS : 4 SS
: 1
S
: 3 S : 2
TS : 2 TS : 3
STS
: 1 STS : 4
Pengelompkkan
:
a.
Positif
b.
Negatif
Skor observasi
Sangat Baik : 81-100%
Baik : Skor 61-80%
Cukup Baik: 41-60%
Kurang Baik : 21-40%
Tidak Baik : 0-20%
|
4.6
Pengumpulan
Data
4.6.1
Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data untuk pengetahuan, sikap
caring mahasiswa berupa kuisioner dan
perilaku caring mahasiswa menggunakan
lembar observasi modifikasi berdasarkan Diana Brown (2009) bersumber dari
konsep caring yang dikemukakan oleh Jean Watson (1997). Data yang telah dikumpulkan kemudian
ditabulasi. Data yang dianggap memenuhi syarat untuk selanjutnya diberi tanda
khusus (coding) untuk menghindari
pencantuman identitas atau menghindari adanya kesalahan dan duplikasi entri
data.
4.6.2
Lokasi dan
Waktu Penelitian
Penerapan metode bimbingan klinik dengan strategi komunikasi dan strategi
pelaksanaan ini akan
dilakukan RSUP Sanglah mengambil dua Instalasi rawat Inap yaitu IRNA C untuk instalasi penyakit bedah dan Irna D
untuk Instalasi Penyakit Dalam, tidak memungkinkan menggunakan 2 ruangan,karena
rata-rata dalam 1 ruangan mahasiswa praktik hanya satu minggu sehingga
membutuhkan lingkup yang lebih besar. Penelitian ini diperkirakan membutuhkan
waktu 2 bulan mulai bulan
Agustus-September 2012.
4.6.3
Prosedur
Pengambilan Data
Pengumpulan data dilakukan setelah peneliti mendapatkan izin dari bagian
akademik Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga yang kemudian juga mendapat izin dari kepala Diklat RSUP Sanglah.
Peneliti kemudian megumpulakan mahasiswa praktik profesi keperawatan sesuai
dengan criteria inklusi ekslusi. Untuk menentukan kelompok perlakuan dan
control, jumlah mahasiswa di bagi rata, satu kelompok yang praktik di Instalasi
rawat inap C (IRNA C) adalah kelompok perlakuan, dan satu kelompok lagi
merupakan kelompok kontrol di Instalasi rawat inap D (IRNA D). Minggu pertama
sebelum dilakukan perlakuan, dilakukan observasi pada kedua kelompok yang
praktik tentang pengetahuan, sikap mahasiswa terhadap caring dengan mengisi
kuisioner dan melakukan observasi perilaku mereka selama praktik di
masing-masing ruangan tempat praktik. Proses pemberian bimbingan diberikan kepada
kelompok perlakuan pada minggu pertama dengan metode ceramah tentang cara
penyusunan strategi pelaksanaan dan strategi komunikasi dan melakukan
demonstrasi tentang cara pelaksanaannya.Untuk melakukan penilaian terhadap
perlakuan dilakukan pada minggu kedua dan ketiga untuk kelompok perlakuan dan
minggu keempat untuk kelompok kontrol, karena jumlah mahasiswa yang cukup besar
dan observasi harus dilakukan oleh peneliti. Komponen yang di ukur dalam post
test adalah pengetahuan dan sikap yang diukur dengan kuisioner, dan observasi
perilaku caring yang muncul dengan lembar observasi yang sudah disusun.. Analisis
terhadap tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku caring mahasiswa dalam
memberikan asuhan keperawatan dilakukan dengan memakai hasil pre tes dan pos
tes.
4.7
Analisis
Data
Pada penelitian ini setelah data terkumpul, kemudian dilakukan tabulasi data, dan analisis data dengan
menggunakan uji statistik Log Linier (uji komparasi , skala ukur variable bebasnya adalah ordinal, variabel terikat
skala ukur ordinal dan lebih dari 1 variabel) dengan derajat kemaknaan p ≤
0,05,
Jika
hasil analisis penelitian didapatkan nilai p ≤ 0.05 maka Ho ditolak dan H1 diterima artinya ada
pengaruh metode pembelajaran klinik dengan strategi pelaksanaan dan strategi
komunikasi terhadap tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku caring mahasiswa keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan.
Dalam pengolahan data ini peneliti
akan menggunakan perangkat lunak komputer dengan sistem SPSS (Software Product and
Service Solution) Versi 16.0 agar uji statistik yang diperoleh lebih
akurat.
4.8
Etik
Penelitian
Peneliti memohon ijin kepada pihak
terkait sebelum penelitian dilakukan. Penelitian akan dimulai dengan melakukan
beberapa prosedur yang berhubungan dengan etika penelitian meliputi :
1.
Informed Consent
Informed Consent merupakan lembar
persetujuan yang diberikan kepada responden yang akan diteliti yaitu yang akan
mendapatkan intervensi Metode pembelajaran klinik dengan strategi pelaksanaan
dan strategi komunikasi Peneliti memberikan penjelasan maksud dan tujuan
penelitian serta dampak yang mungkin terjadi selama pengumpulan data. Jika responden bersedia, maka mereka harus
menandatangani surat persetujuan penelitian. Peneliti tidak akan memaksa dan
tetap menghormati hak responden untuk menolak.
2.
Anonimity
Kerahasiaan
identitas responden harus dijaga. Peneliti menjaga kerahasiaan identitas
responden dengan tidak memplubikasikan nama responden.
3.
Confidentiality
Kerahasiaan informasi yang diberikan responden dijamin oleh
peneliti karena hanya kelompok data tertentu saja yang akan dilaporkan sebagai
hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Anjaswarni Tri.(2002). Analisis tingkat kepuasan klien terhadap
perilaku “caring” perawat di Rumah Sakit Umum Daerah. Dr Saful Anwar Malang
tahun 2002. http://digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail....
diakses tanggal 28 September 2011
Arikunto,
S. (1998) . Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta
Arikunto,
S. (2000). Manajemen Penelitian.
Jakarta : Rineka Cipta
Azwar, S.
(2003). Sikap Manusia: Teori dan
Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Bastable,
SB. (2002). Perawat Sebagai Pendidik :
Prinsip-prinsip Pengajaran dan Pembelajaran. Jakarta : EGC
Copel, Linda
Carman. (2007). Kesehatan Jiwa & Pskiatri. Jakarta : EGC
Carpenito,
LJ. (2000). Diognosa Keperawatan Aplikasi
dan Praktis Klinis. Edisi 6. Alih Bahasa Tim penerjemah PSIK-UNPAD. Jakarta
: EGC, hal 9
Diah Anjarwani,Wike (2009) Hubungan
Kepuasan Pasien Rawat Inap terhadap pelayanan Perawat di RSUD Tugurejo Semarang
tahun 2009. eprints.undip.ac.id/23824/1/WIKE_DIAH_ANJARYANI.pdf diakses tanggal 27
September 2011.
Hidayat,
AA. (2006). Pengantar Konsep Dasar
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Illeris, (2000) Macam-macam
Tepri Belajar. http://belajarpsikologi.com/macam
Kozier, Barbara. Et all. (2007). Praktik
Keperawatan Profesional. Jakarta : EGC.
Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan
dan Perilaku Kesehatan. Jakarta
: Rineka Cipta.
Nursalam. (2003). Konsep
& Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan: Pedoman Skipsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian. Jakarta:
Salemba Medika.
Nursalam & Pariani.
(2000). Pendekatan Praktis Metodologi
Riset Keperawatan. Surabaya : FK. Unair.
Malini. Hema (2009). Artikel
Ilmiah. Hubungan Kecerdasan Spiritual dengan Perilaku Caring Perawat di
RS.DR.M.Djamil Padang tahun 2009http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/jtptunimus-gdl-tutiksuswa-5310-3-bab2.pdf
diakses tanggal 29 September 2011
Mia Aji, Margareta( 2009) Persepsi Pasien Tentang Perilaku
Caring Perawat dalam pelayanan Keperawatan
Mulyana, Dedi.
(2007). Ilmu Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Potter, PA. (2005). Buku Ajar
Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik. Ed/4, Vol.1..
Jakarta : EGC
Sastroasmoro, S.(2002). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis.
Jakarta : Sagung Seto, hal 39-40
Sugiyono.
(2005). Statistika untuk Penelitian.
Bandung : Alfabeta, hal 133, 148
Sukmadinata (2005) Pengertian Belajar dan Perubahan Perilaku
dalam Belajar http://cafestudi061.wordpress.com/2008/09/11/pengertian-belajar-dan-perubahan-perilaku-dalam-belajar/diakses
tanggal 29 September 2011
Suliha, U, et al. (2001). Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan. Jakarta : EGC
Tim Klinical Instruktur. Buku Pedoman Bimbingan Mahasiswa Keperawatan/Kebidanan. RSUP Sanglah 2010.
Tim PSIK Unair. (2004). Buku Panduan Penyusunan Proposal dan Skripsi. PSIK
Surabaya:FK Unair, hal 14-15
Wiyana
Muncul.2010 Membangun Pribadi Caring Perawat www.fik.ui.ac.id/pkko/files/MEMBANGUN%20PRIBADI%20CARING di
akses tanggal 27 September 2011
Wastu Adi Mulyono.(2011) Survey Lingkungan Belajar Klinik http://nurseconsultant.blogspot.com/2011/07/survey-lingkungan-belajar-klinik.html
diakses tanggal 28 September 2011
Lampiran 1
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Assalamualaikum
Wr. Wb.
Saya yang
bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Dewa Kadek Adi Surya Antara
NIM : 131141044
Adalah mahasiswa Program Magister Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya, akan melakukan penelitian
dengan judul :
“Analisa penerapan Metode Pembelajaran Klinik dengan Strategi Pelaksanaan
dan Strategi Komunikasi terhadap pengetahuan, Sikap dan Perilaku Mahasiswa
Keperawatan dalam memberikan Asuhan Keperawatan”
Untuk maksud di atas, maka saya mohon dengan
hormat kepada Mahasiswa/mahasiswi keperawatan
untuk bersedia menjadi responden dalam penelitian ini :
1) Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
apakah ada pengaruh metode pembelajaran
klinik dengan strategi pelaksanaan dan strategi komunikasi terhadap
pengetahuan, sikap dan perilaku caring
mahasiswa dalam memberikan asuhan keperawatan
2) Kesediaan saudara/saudari untuk
menandatangani informed consent
3) Identitas saudara/saudari akan
dirahasiakan sepenuhnya oleh peneliti.
4) Kerahasiaan informasi yang diberikan saudara
saudari berikan dijamin oleh peneliti karena hanya kelompok data tertentu saja
yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.
Atas perhatian dan Partisipasi Bapak / Ibu
sekalian saya ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Denpasar, 2012
Hormat saya,
Dewa
Adi Surya
Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
(INFORMED CONSENT)
Saya
yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan mengizinkan anak saya untuk
menjadi peserta / responden penelitian yang dilakukan oleh Dewa Kadek Adi Surya
Antara mahasiswa Program Magister Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas
Airlangga Surabaya yang berjudul :
“Analisa penerapan Metode Pembelajaran Klinik dengan Strategi Pelaksanaan
dan Strategi Komunikasi terhadap pengetahuan, Sikap dan Perilaku Mahasiswa
Keperawatan dalam memberikan Asuhan Keperawatan”
Persetujuan ini saya buat
dengan sadar dan tanpa paksaan dari siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat untuk
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Denpasar,.................2012
Yang menyetujui,
(...................................)
|
Lampiran .3
KUESIONER
Analisa penerapan Metode
Pembelajaran Klinik dengan Strategi Pelaksanaan dan Strategi Komunikasi terhadap
pengetahuan, Sikap dan Perilaku Mahasiswa Keperawatan dalam memberikan Asuhan
Keperawatan
NOMOR RESPONDEN :………………………
TANGGAL :………………………
DATA UMUM
Petunjuk
mengerjakan : Berilah tanda ( X ) pada kotak yang tersedia sesuai dengan data
adik-adik.
Jenis kelamin
Laki-laki Perempuan
Umur
22th 23th 24 th lain-lain
(.….)
Agama
Islam Hindu Kristen katolik
Krieten protestan Budha
DATA KHUSUS
Pengetahuan
Petunjuk pengisian
berikan tanda ( X ) pada jawaban
yang anda anggap paling benar.
Berikut ini pertanyaan tentang pengetahuan
mahasiwatentang konsep caring berdasarkan teori Watson.
1.Bentuk perilaku perawat yang
menunjukkan sifat human altruistic
(mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan)
- Selalu memberikan harapan yang realistik terhadap prognosis baik maupun buruk
b. Memotivasi klien untuk menghadapi
penyakitnya walaupun penyakitnya termasuk terminal
- Mendorong klien untuk menerima tindakan pengobatan dan perawatan yang dilakukan kepadanya
- Mendahulukan kepentingan klien dari pada kepentingan pribadi
3.
Menanamkan sikap penuh kepercayaan-harapan antara
perawat dan pasien:
a.
Mengenal nama klien
b.
Memanggil
nama klien dengan panggilan yang disenangi klien
c.
Selalu memberikan harapan yang realistik terhadap
prognosis baikmaupun buruk
d.
Mendahulukan
kepentingan klien dari pada kepentingan pribadi
4.
Perilaku menanamkan sensitifitas atau kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain
dapat diwujudkan dalam :
a. Memperkenalkan diri kepada klien saat awal
kontak serta membuat kontrak hubungan dan waktu
b. Meyakinkan klien tentang kehadiran perawat
sebagai orang yang akan menolong setiap saat ia membutuhkan
c.
Bersikap empati dan mampu menempatkan diri pada
posisi klien
d. Berusaha mengenali keluarga klien
4. Pengembangan
bantuan dan hubungan saling percaya (helping-trust
relationship)
- Memperkenalkan diri kepada klien saat awal kontak serta membuat kontrak hubungan dan waktu
- Mendengarkan ekspresi perasan klien tentang keinginannya untuk sembuh dan apa yang akan dilakukan jika sembuh
- Memotivasi klien untuk mengungkapkan perasaan baik positif maupun negatif sebagai bagian dari kekuatan yang dimilikinya
- Mendahulukan kepentingan klien dari pada kepentingan pribadi
5. Menggunakan metode sistematis dalam pemecahan masalah oleh
seorang perawat dilihat dari :
a.
Selalu mengkaji, merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi proses keperawatan sesuai dengan masalah klien
b.
Menjadi pendengar yang aktif dengan mendengarkan
keluhan klien secara sabar
c.
Mendengarkan ekspresi perasan klien tentang
keinginannya untuk sembuh dan apa yang akan dilakukan jika sembuh
d.
Memotivasi klien untuk mengungkapkan perasaan baik
positif maupun negatif sebagai bagian dari kekuatan yang dimilikinya.
6. Perilaku perawat
dalam meningkatkan dan menerima ungkapan perasaan yang positif dan negative :
- Menjadi pendengar yang aktif dengan mendengarkan keluhan klien secara sabar
- Memotivasi klien untuk menghadapi penyakitnya walaupun penyakitnya termasuk terminal
- Mendorong klien untuk menerima tindakan pengobatan dan perawatan yang dilakukan kepadanya
- Memotivasi dan mendorong klien mencari alternatif terapi yang rasional
7. Meningkatkan proses
pembelajaran dalam hubungan interpersonal perawat menunjukkan perilaku :
- Mempertimbangkan untuk mengabulkan permintaan klien dalam meperoleh sesuatu yang akan membuat klien cemas bila tidak dikabulkan
- Menunjukkan situasi yang bermanfaat agar klien memahami proses penyakitnya
- Dapat mengendalikan perasaan ketika klien bersikap kasar terhadap diri (perawat)
- Bersikap empati dan mampu menempatkan diri pada posisi klien
8. Menciptakan
lingkungan yang suportif, protektif, dan/atau perbaikan mental, fisik,
sosiokultural dan spiritual
- Memberikan waktu kepada klien walaupun sedang sibuk
- Memperhatikan dan mendengarkan apa yang menjadi keluhan dan kebutuhan klien
- Menghargai dan menghormati pendapat atau keputusan klien terkait dengan perawatannya
- Memfasilitasi atau menyediakan keperluan klien ketika akan berdoa atau beribadah sesuai dengan agamanya
9. Memenuhi kebutuhan
dasar manusia dengan penuh penghargaan dalam rangka mempertahakan keutuhan dan
martabat manusia
- Mampu menunjukkan kepada klien bahwa klien adalah orang yang pantas dihormati dan dihargai
- Memfasilitasi atau menyediakan keperluan klien ketika akan berdoa atau beribadah sesuai dengan agamanya
- Bersedia mencari alamat dan menghubungi keluarga yang sangat diharapkan mengunjungi klien
- Bersedia menghubungi teman klien atas permintaan klien
10. Mengijinkan
terbuka pada eksistensial-fenomenologikal dan dimensi spiritual “caring” serta
penyembuhan yang tidak bisa dijelaskan secara utuh dan ilmiah melalui pemikiran
masyarakat modern
- Memberi kesempatan kepada klien dan keluarga untuk melakukan hal-hal yang bersifat ritual demi proses penyembuhannya
- Bersedia memenuhi kebutuhan dasar dengan ikhlas
- Menyatakan perasaan bangga dapat menjadi orang yang bermanfaat bagi klien
- Mampu menghargai klien dan privaci klien ketika memenuhi kebutuhannya
Sikap
Petunjuk
pengisian : Berilah tanda ( x ) pada kotak yang sesuai menurut adik-adik.
SS
: Sangat Setuju TS : Tidak Setuju
S : Setuju STS
: Sangat Tidak Setuju
NO
|
PERTANYAAN
|
SS
|
S
|
TS
|
STS
|
1
|
mengutamakan kepentingan pasien
meskipun kepentingan kita bisa
dikesampingkan dalam pemenuhan perawatan pasien
|
||||
2
|
Selalu jujur dalam mengungkapkan sesuatu dengan apa adanya langsung
pda intinya tanpa basa-basi ( to the point)
|
||||
3
|
Sensitifitas
pada pribadi
seseorang sehingga mampu menjalin
hubungan yang lebih pribadi dengan pasien
|
||||
4
|
Rasa tolong
menolong-Saling percaya, hubungan antar sesama pasien yang benar-benar merasa membutuhkan pertolongan
|
||||
5
|
Mengekspresikan
perasaan positif jika pasien
mampu mandi sendiri dan ekspresikan perasaan negatif jika pasien tidak mampu mandi sendiri.
|
||||
6
|
Proses pemecahan masalah
keperawatan dilakukan bersama-sama pasien, perawat dan anggota keluarga yang berperan
|
||||
7
|
Perawat dapat belajar dari
pasien yang kurang mengerti, belajar tentang perilaku dan belajar mengajar
transpersonal
|
||||
8
|
Lingkungan
fisik, social, spiritual dan mental yang supportif, protektif, dan korektif kadang
diperlukan
|
||||
9
|
Pertolongan dalam memenuhi
kebutuhan dasar pasien berdasarkan pada pasien yang tidak mampu melakukan
aktifitas.
|
||||
10
|
Kebutuhan spiritual harus
didukung dalam proses membantu penyembuhan pasien
|
Lampiran.4
PEDOMAN OBESERVASI
PERILAKU “CARING”
PERAWAT
Kode Resp :
Tanggal :
Ruangan :
Observer :
Petunjuk : Berilah tanda (√) pada kolom yang disediakan
mengenai perilaku yang dilakukan dan yang tidak dilakukan.
NO
|
PERNYATAAN PERILAKU
“CARING”
|
PELAKSANAAN
|
SKOR
|
|
YA
|
TDK
|
|||
1
|
Mahasiswa memanggil nama yang disenangi pasien dengan
hormat
|
|||
2
|
Mahasiswa memperkenalkan
diri kepada klien saat awal kontak
|
|||
3
|
Mahasiswa memberikan
sentuhan ringan saat menanyakan keluhaan pasien
|
|||
4
|
Mahasiswa mendengarkan apa yang menjadi keluhan dan
kebutuhan klien
|
|||
5
|
Mahasiswa memberikan
penjelasan yang realistik mengenai perkembangan sementara
|
|||
6
|
Mahasiswa selalu
menjelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan sesuai SOP
|
|||
7
|
Mahasiswa memberikan kesempatan pasien untuk bertanya
|
|||
8
|
Mahasiswa mengakhiri tindakan dengan kontrak waktu
|
|||
TOTAL
|
Lampiran 5. Contoh Format
STRATEGI PELAKSANAAN ( SP)
TINDAKAN KEPERAWATAN
PROSES KEPERAWATAN
TUJUAN
- Mempersiapkan mahasiswa untuk kontak dengan pasien dalam melaksanakan tindakan asuhan keperawatan
- Persiapan meliputi ketrampilan klinik dan ketrampilan komunikasi sesuai SPO
- Ketrampilan komunikasi terapeutik meliputi pra interaksi, interaksi ( orientasi, kerja, terminasi )post interaksi
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN DENGAN
METODE PROSES KEPERAWATAN
- Kondisi Klien
- Diagnose Keperwawatan
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
- Tujuan Khusus
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
- Tindakan Keperawatan
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Lampiran 6.
(FORMAT) STRATEGI
KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
ORIENTASI
1. Salam:
2.Terapeutik………………………………………………………………………………………………………………………………………..........……………
3.Evaluas/validasi……………………………………………………......
4. Kontrak:
Topik……………………………………………………………………………………………………………………………………………...………
Waktu…………………………………………………………………………………………………………………………………………….. ………
Tempat………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………
- KERJA: (LANGKAH-LANGKAH TINDAKAN KEPERAWATAN)
TERMINASI
1.
Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
2.
Evaluasi:
3.
Subjektif………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
4.
Evaluasi objektif……………………………………………………………………………………………………………………………………………….
5.
Tindak janjut klien (apa yang perlu dilatih klien
sesuai dengan hasil tindakan yang telah dilakukan)
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
6.
Kontrak yang akan dating:
7.
Topik……
Lampiran.7
(Contoh) SP (
STRATEGI PELAKSANAAN)
STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HEMOPTOE , SUSP. TB
DEGAN DIAGNOSA
KEPERAWATAN CEMAS BERHUBUNGAN DENGAN
BATUK DARAH
TINDAKAN INJEKSI
INTRA VENA
Pasien
dalam keadaan umum lemah, batuk-batuk terutama malam hari, kecuali perasaan
takut jika batuk keluar darah. , tanda
vital: Tekanan darah: 120/ 70 mm Hg , Nadi : 90 x/menit. Respirasi 22 x/menit.
DIAGNOSA KEPERAWATAN :
Cemas berhubungan dengan kondisi
penyakitnya dan respon batuk darah ditandai dengan : pasien saat rangsangan
batuk berupaya manahan, menanyakan apakah penyakitnya bertambah parah atau
mulai proses
TUJUAN KHUSUS :
Setelah diberikan perawatan selama 1 x 24 jam kebutuhan rasa aman klien terpenuhi dengan
kriteria:
·
Klien
mengungkapkan rasa ringan pada daerah dada
·
Jikabatuk
tidak keluar darah
·
Mau
koopratif dalam tindakan dengan
menurunnya intensitas kecemasannya
TINDAKAN KEPERAWATAN :
- Menlaksanakan tindakan delegatif : injeksi intra vena dengan obat Asam Tranexamat
- Mengobservasi dan mencatat respon pasien selama dan sesudah tindakan injeksi intravena
- Memberikan HE kepada klien dan keluarga maksud dan tujuan injkesi intra vena
(SOP terlampir) dengan melampirkan foto kopi atau ditulis tangan.
MEMBERIKAN INJEKSI INTRA
VENA
Aspek Yang Dinilai
|
KOMPETENSI
|
|||||
1
|
2
|
3
|
||||
Ya
|
Tdk
|
Ya
|
Tdk
|
Ya
|
Tdk
|
|
Tahap pra interaksi
1. Cek
catatan keperawatan
2. Siapkan
Alat-alat :
3. Cuci
Tangan
|
||||||
Tahap Orientasi
1.
Memberi
salam, panggil klien dengan nama yang disukai
2.
Jelaskan
Tujuan, Prosedur dan lamanya tindakan pada klien atau keluarga
|
||||||
Tahap Kerja
1.
Berikan
Kesempatan klien bertanya sebelum kegiatan dilakukan
2.
Menanyakan
keluhan utama
3.
Jaga
privasi klien
4.
Dekatkan
peralatan
5.
Memberi
penjelasan keapada pasien/keluarga tentang jkenis obat,kegunaan,cara
pemberian.
6.
Tentukan
area suntikan dan pasang pengalas
7.
Membaca
etiket ( Nma pasien, obat,dosis cara dan
waktu )
8.
Jelaskan
prosedur menyuntik agar ada kerja samadengan pasien
9.
Pasang
torniquet
10.
Desinfektan
areayang disuntik dengan kapas alkohol dari arah dalam keluar dan diameter 5 cm
11.
Tusukkan
jarum dengan sudut 45 drajat.
12.
Lakukan
aspirasi, bila ada darah yang keluar buka torniquet dan masukkan obat
pelan-pelan,
13.
Kajhi
reaksi pasien selama tindakan
14.
Cabut
jarum dan hapus kulit dengan kapasalkohol.
15.
Pasien
dan alat dibereskan.
16.
Lakukan
observasi terhadap tanda allergi.
17.
Tentukan
kontrak selanjutnya
18.
Cuci
tangan,buka hanschoen.
19.
Beri salam
20.
Catat
pada CM perawatan jenis obat,jam pemberian dan tanda tangan
21.
Bereskan
dan kembalikan alat
|
||||||
Tahap teminasi
1.
Evaluasi
hasil kegiatan
2.
Simpulkan
hasil kegiatan
3.
Kontrak
pertemuan selanjutnya ( kegiatan,waktu dan kegiatan )
4.
Akhiri
pertemuan dengan cara yang baik
5.
Bersihkan
alat
6.
Cuci
tangan
|
||||||
Tahap Dokumentasi
Dokumentasikan
tindakan yang dilakukan ( Catat waktu
dan kondisi klien )
|
||||||
Sebab Penyimpangan
|
||||||
Tanggal
|
||||||
Pembimbing
|
Lampiran.8
(Contoh) STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSAAN TINDAKAN KEPERAWATAN INJEKSI
INTRA VENA
ORIENTASI
Salam
Selamat Sore Bapak Nyoman G , saya perawat Dewa yang akan merawat bapak hari ini.
Bagaimana keadaan bapak saat ini?, apakah bapak merasa nyaman
istirahat tidurnya ?
Evaluasi/ validasi :
Apakah bapak masih batuk- batuk dan mengelurakan darah?
Kontrak : Sore ini saya akan menyuntikkan obat untuk membantu
mengurangi keluarnya darah jika bapak
batuk nantinya.
Bagaimana bapak Nyoman, ada yang
ingin bapak tanyakan ?
KERJA :
Bapak Nyoman G, tadi saya sudah cuci tangan.
Pak , nanti saya akan menyuntikkan obat melalui pembuluh darah di daerah
lengan, obat tersebut berfungsi untuk
mengurangi keluarnya darah saat bapak batuk.
Bapak Nyoman boleh saya lihat lengan bapak untuk menentukan pembuluh darah yang baik untuk disuntik, bisa
diangkat lengannya sedikit saya akan memasang pengalas untuk mencegah
kebersihan alat tenun bapak nantinya.
Tunggu sebentar ya pak nyoman saya akan mencuci tangan ulang, Pak Nyoman ,
nama lengkapnya siapa pak ?
Pak Nyoman penyuntikan ini akanmemerlukan waktu kurang lebih 10 menit,
diawal saya akan memasang pengikat padalengan atas bapak dengan alat ini sambil
menunjukkan tourniquet,tujuannya aadalah untuk membendung pembuluh darah balik,
sehingga akan tampak lebih jelas pembuluh dara yang disuntik, dan saat
pemasangan pengikat nanti mohon bapakmengepalkan tangan,dan dibuka nantinya
setelah saya meminta bapak untuk membukanya . Bagimana pak ada yang ingin
ditanyakan ?
Saya bersihkan dulu daerah yang disuntik dengan kapas alkohol ya pak.
Bapak Nyoman, saya akan masukkan obat
dengan spuit ini, akan merasa sakit sedikit, mohon Bapak rileks, atur
nafas ya agar tidak tegang dan bisa mengurangi nyeri, Cuma sebentar kok
beberapa detik saja.
TERMINASI
Bagimana pak nyoman perasaan bapak ? apa merasa ada pusing – pusing ? kalaua seandainya ada keluhan mohon bapak sampaikan
saja.
Bapak Nyoman,obat tadi sudah masuk,
bagimana ada keluhan sementara ini pak?
Pak Nyoman,10 menit lagi saya akan
datang menemui bapak untuk mengukur tekanan darah
Terimakasih pak nyoman, atas kerjasama dalam tindakan penyuntikan tadi.
Selamat sore.
Lampiran.9
FORMAT EVALUASI STRATEGI
PELAKSAANAAN
Nama Mahasiswa :
Nim :
Mata Ajaran :
Ruangan Praktek :
Kasus :
Tanggal Penilaian ;
NO
|
ASPEK YANG DINILAI
|
SKOR
|
JUMLAH
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|||
1
|
Ketepatan menguraikan kondisi pasien
|
|||||
2
|
Ketepatan menegakkan Dioagnosa Keperawatan
|
|||||
3
|
Menetapkan tujuan dan kriteria dengan SMART
|
|||||
4
|
Ketepatan dan Kelengkapan penulisan SOP
|
|||||
5
|
Ketepatan menulis tahap orientasi
|
|||||
6
|
Langkah-langkah komunikasi dalam
tindakan keperawatan
|
|||||
7
|
Ketepatan terminasi dengan klien
|
|||||
Total
|
Keterangan :
1
=
Kurang
2
=
Cukup
3
= Baik
4
=
Sangat Baik.
Penilaian :
Nilai : (Jumlah Skor/28) x 100
Denpasar,........................................
Peneliti
( )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar