Selasa, 17 September 2013

REKOMENDASI PENURUNAN BURNOUT PADA PERAWAT KONTRAK DI RSUP SANGLAH DENPASAR ( Recommendation in Decreasing Burnout on The Contract Nurses in Sanglah Central Hospital-Denpasar)

REKOMENDASI PENURUNAN BURNOUT PADA PERAWAT KONTRAK
DI RSUP SANGLAH DENPASAR
( Recommendation in Decreasing Burnout on The Contract Nurses
in Sanglah Central Hospital-Denpasar)
Dewa Kadek Adi Surya Antara* Nursalam**Ninuk Dian Kurniawati**
*RSUP Sanglah Denpasar, Jalan Diponegoro Denpasar
E-Mail : dewakadek.antara@yahoo.com
**Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga

Senin, 12 November 2012

Jaminan Kesehatan yang terintegrasi (Surat Pembaca Bali Post)


Adanya wacana tentang sistem jaminan kesehatan yang digagas oleh kabupaten Badung, sebenarnya memiliki tujuan yang sangat mulia. Didalam perundang undangan (UUD 1945 pasal 34, UU No.40 tahun 2004 tentang SJSN, Undang-undang kesehatan no.36 tahun 2009) dan beberapa  peraturan pemerintah terkait, telah tertuang bahwa pemerintah bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat, mulai dari mengatur hak masyarakat atas pelayanan kesehatan, kemudahan akses, pemerataan layanan, fasilitas kesehatan dan universal coverage mengenai jaminan sosial kesehatan. Namun menyimak pernyataan Bapak Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali tentang perlunya dilakukan kajian terhadap rencana tersebut memang layak dipertimbangkan (Berita Bali Post11 November 2012), karena pengelolaan jaminan kesehatan bukan bersifat sederhana dan sementara namun merupakan program yang berkesinambungan berkaitan dengan manajemen pengelolaan; sumber  pembiayaan, sistem klaim,kepesertaan,sistem rujukan dan masih banyak beberapa hal mendasar menjadi pertimbangan dalam membuat suatu program jaminan kesehatan. Menurut pendapat pribadi saya, alangkah baiknya Pemkab Badung tetap dalam program JKBM, namun jika sumber finansial kabupaten cukup mampu, sebaiknya kabupaten Badung melengkapi dengan program plus yang sudah dicanangkan, seperti jaminan pada kasus kecelakaan, kasus-kasus penyakit kronis seperti gagal ginjal, kemoterapi pada kanker, HIV/AIDS  dll yang memang tidak ditanggung oleh JKBM bahkan asuransi swasta pun banyak tidak menanggung beberapa penyakit kronis karena pada dasarnya jaminan kesehatan tidak ada yang gratis karena memerlukan biaya yang besar. Perlu menjadi catatan pula bahwa hakekatnya sistem jaminan kesehatan tersebut jika dalam bentuk asuransi memang harus berbayar, meskipun pembayaran dilakukan oleh pemerintah dari dana APBD.  Beda halnya dengan bantuan sosial yang diberikan secara cuma-cuma kepada masyarakat karena tidak mempunyai sumber keuangan atau akses terhadap pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan pokok mereka. Oleh karena itu jaminan kesehatan harus disertai dengan tata kelola yang baik dan tidak mengabaikan program preventif, jangan sampai kebijakan “program jaminan kesehatan gratis”yang sekarang sangat populer di kalangan pejabat publik mengakibatkan kerugian dari pengelolaan keuangan daerah, bila perlu program pencegahan dilakukan secara sporadis, jika program preventif tersebut berhasil maka dana untuk pengobatan akan menurun. Program preventif seharusnya merupakan suatu kebijakan yang menjadi fokus utama dan dibuat dalam program yang inovatif sehingga mampu dicontoh oleh daerah-daerah lain misalnya seperti program pemberdayaan sekaa teruna dalam pencegahan HIV/AIDS, program percontohan keluarga sehat dan masih banyak lagi yang memiliki nilai inovatif, bahkan jika berhasil akan memberikan peningkatan derajat kesehatan dan cost effective dari segi pengelolaan keuangan daerah. Program baru kesehatan gratis jangan terkesan  menyaingi program yang sudah berjalan dengan baik, harapannya adalah program baru seyogyanya melengkapi kekurangan yang  ada. Seluruh masyarakat berharap siapapun pemimpinnya kebijakan pro rakyat tersebut memang sustainability harus tetap dipertahankan, dan jangan sampai berganti pemimpin sistem yang berjalan dengan baik selalu beganti, padahal secara umum JKBM memang sudah dirasakan manfaatnya. Mungkin perubahan diperlukan untuk improvement misalnya peningkatan cakupan pelayanan,sistem rujukan yang lebih diintegrasikan antar rumah sakit, peningkatan kemampuan dan kapasitas rumah sakit jejaring serta peningkatan upaya preventif dengan meningkatkan perilaku hidup sehat di masyarakat dengan mengedepankan peran puskesmas dengan pemberdayaan masyarakat.

Selasa, 09 Oktober 2012

dewaadisurya: www.adisurya.berkahherbal.com

dewaadisurya: www.adisurya.berkahherbal.com: www.adisurya.berkahherbal.com Semoga apa yang kami tulis disini bisa memacu dan membantu Anda untuk mendapatkan penghasilan tambahan de...

www.adisurya.berkahherbal.com

www.adisurya.berkahherbal.com

Semoga apa yang kami tulis disini bisa memacu dan membantu Anda untuk mendapatkan penghasilan tambahan dengan mudah. Pada akhirnya mari kita beralih ke Produk HERBAL yang telah terbukti cukup Ampuh dan tanpa efek samping untuk Hidup Sehat menuju SUKSES bersama Berkah Herbal

Rabu, 19 September 2012

MEMOTIVASI DIRI SENDIRI




                Setiap orang memang butuh motivasi untuk melakukan sesuatu, namun motivasi tersebut terkadang sulit muncul dengan sendirinya. Harus ada sesuatu yang menjadi trigger, bisa dengan pengalaman pribadi, suatu kejadian, melihat/menyaksikan suatu film, membaca buku, atau sengaja mengikuti seminar” motivasi. Saya ingin menilik sejenak tentang seminar motivasi, pada prinsipnya materi-materi seminar tersebut sama saja, hanya penyajiannya yang berbeda. Namun dengan mengikuti seminar-seminar motivasi dampaknya sangat positif, karena mampu membangkitkan semangat untuk memotivasi. Pengalaman pertama kali mengikuti seminar motivasi adalah ketika mendapatkan konsep Quantum Learning yaitu MOTIVASI X AKSI = KESUKSESAN, yang setelah saya browsing sebenarnya gak seperti itu, tapi tentang metode dalam proses pembelajaran, whatever lah , tidak tahu mengapa setelah mengikuti seminar itu…ada perubahan yang fantastis pada diri ini, mulai dari cara belajar, perubahan pola pikir yang awalnya inferiority, semangat untuk melakukan sesuatu, terjadi mengalir bagaikan air sangat luar biasa. Sejatinya konsep Quantum Learning tetap kupegang sampai saat ini. Terlepas dari keterbatasan kemampuan seseorang, karena memang tidak semua ditakdirkan menjadi orang yang cerdas secara kognitif, namun semua bisa diasah bagaikan pisau tumpul yang diasah setiap hari dia akan menjadi tajam. Aku adalah orang dengan kemampuan biasa yang ingin menjadi luar biasa, paling tidak dengan keterbatasan kemampuan bisa mengembangkan kemampuan dalam diri secara optimal. Orang pintar,cerdas dan jenius menjadi sukses itu adalah hal biasa, tapi ORANG BIASA MENJADI SUKSES MERUPAKAN SUATU HAL YANG LUAR BIASA. Sukses bisa dilihat dari berbagai sudut pandang, tergantung bidang yang ditekuni dan tujuan dari hidup kita. Orang yang sukses dari yang bergelut di bidang profit dan  financial akan mengukur dirinya dengan berapa kekayaan yang dia miliki, orang yang sukses berkarir adalah mampu mengembangkan karir setinggi tingginya, seorang intelektual akan mengukur dirinya dengan pendidikan yang setinggi tingginya dan apa yang mampu dia hasilkan dengan pendidikan yang tinggi tersebut, seorang yang religius akan mengukur kesuksesannya dengan seberapa jauh dia mampu menjalankan ajaran yang dianut dengan baik. Sejatinya sebagai manusia memang tidak akan pernah puas untuk mencapai kesuksesan, namun itulah dinamika kehidupan dan semasih ada kesempatan memang selayaknya untuk mengembangkan diri. Dengan berbekal motivasi yang kuat dan aksi yang luar biasa maka niscaya kesuksesan itu bukan hal yang mustahil…tapi ingat upaya yang kita tempuh haruslah jalan yang benar, seperti moto di Universitas Airlangga tempatku bernaung saat ini excellent with morality, capailah kesuksesan berlandaskan moral yang baik. Cukup sekian dulu ….jika ingin membangkitkan motivasi berikut buku yang bisa dijadikan referensi pribadi, saya sudah pernah baca beberapa, hasilnya bisa anda rasakan sendiri, dan tipsnya bacalah sesekali untuk diulangi untuk mengingatkan kita :
  • The magic of Thinking Big - David Schwartz
  • How to Wind Friend and Influence People - Dale Carnegie
  • The Secret - Rhonda Byrne
  • Body Language – Allan Pease
  • 7 Habits – Stephen R. Covey
  • Rich Dad, Poor Dad – Robert T. Kiyosaki
  • Unlimited Power – Anthony Robbins
  • The Power of Positive Thinking - Norman Vincent Peale
  • Think & Grow Rich - Napoleon Hill
Banyak lagi yang lainnya coba saja salah satunya…..semangat!!!


Selasa, 18 September 2012

SURAT PEMBACA BALI POST(dimuat harian Bali Post tgl 20 September 2012)




Mempertanyakan Hak Konsumen Jasa Transportasi 
Sebagai pengguna jasa transportasi, saya hampir setiap 2 minggu sekali melakukan perjalanan Denpasar-Surabaya. Penurunan status terminal Ubung, sebenarnya sangat merugikan kondisi saya “pribadi” atau mungkin juga dirasakan oleh konsumen lain sebagai penerima  jasa transportasi. Status terminal Mengwi, menjadi terminal tipe A yang merupakan tempat pemberhentian terakhir bus antar propinsi mungkin memiliki tujuan yang baik dalam jangka panjang, tetapi tidak disiapkan fasilitas pendukung transportasi yang baik. Hal yang ingin saya sampaikan adalah hak saya sebagai konsumen belum terpenuhi secara baik,dimana hal tersebut  telah diatur dalam UU no.8 Th 1999 tentang perlindungan konsumen yang berkaitan dengan, kenyamanan, ketepatan informasi, mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimanamestinya. Berikut permasalahan yang ingin saya sampaikan yaitu berkaitan dengan tarif; saya berikan ilustrasi, jika dulu saya membayar(misalnya rata-rata 140 ribu untuk bus eksekutif pada hari normal)   rute yang saya tempuh adalah Surabaya-Denpasar (terminal ubung), namun sekarang dengan tarif tetap sama dengan rute (Surabaya-Badung/Mengwi). Jadi ada selisih jarak tempuh  yang cukup jauh dengan biaya tetap, untuk tiket bus, sedangkan untuk melanjutkan perjalanan dari terminal mengwi ke ubung diperlukan angkutan transportasi lain, bisa dengan taksi (relatif mahal mungkin sekitar Rp 50 ribuan atau lebih)  ,angkot  atau angkutan antar kota kabupaten dengan biaya tambahan yang berbeda, informasi pertama yang diberikan oleh petugas dishub tarif angkot adalah Rp 5000, namun setelah sampai di ubung dimintai Rp 7000, berbeda lagi dengan tarif mobil (isuzu biru) diminta Rp.10.000, sempat saya konfirmasi sopir tentang berapatarif yang ditetapkan, dijawab bahwa masih belum jelas, disebutkan juga kerelaan dan akhirnya saya tawar. Perlu diketahui pula, jika kita berbicara tentang kenyamanan sangat jauh dari kata nyaman, dengan jumlah penumpang yang berdesak-desakan dan hampir tidak ada ruang gerak (angkot diisi 12 orang, mobil isuzu diisi 16 orang belum termasuk sopir) bukan merupakan pilihan kecuali terpaksa. Untuk menyikapi permasalahan ini, saya menginginkan solusi yang terbaik bagi pihak-pihak yang terkait  baik dari pemerintah dalam hal ini dishub, organda dan perusahaan jasa transportasi(P.O,AKAP,AKDP) untuk berusaha memberikan pelayanan konsumen secara baik.Terimakasih
                                                                                               

            PENGIRIM                                                                           
DEWA KADEK ADI SURYA ANTARA

Kamis, 13 September 2012

CURHAT: UPACARA TIGA BULANAN ANAKKU...(opini pribadi)

           Tidak terasa sudah hampir memasuki usia 3 bulan bali (sikembar), yang menurut ajaran agama Hindu merupakan runtut upacara seseorang yang lahir ke dunia ini. Berikut kutipan sumber yang saya dapatkan meskipun sepenggal namun sudah paham akan tujuan dari upacara tersebut.
Upacara tiga bulanan dan otonan sebaiknya dilaksanakan tepat pada harinya, yaitu: untuk tiga bulan, pada hari ke 105 setelah kelahiran. Upacara otonan pertama setelah berumur 6 bulan kalender Bali: 6x35 hari = 210 hari setelah kelahiran. Ketika berusia 105 hari organ tubuh bayi sudah sempurna dalam arti panca indranya sudah aktif, peredaran darah dan pencernaannya sudah normal. Aktifnya panca indra membawa dampak positif dan negatif pada kesucian atman (roh). Tujuan upacara tiga bulanan adalah:
  1. Menyiapkan anak untuk waspada akan pengaruh-pengaruh panca indria.
  2. Mengucapkan terima kasih kepada kekuatan-kekuatan Hyang Widhi yang telah menjaga bayi sejak dalam kandungan sampai lahir yaitu: a. Nyama Bajang, dan b. Kandapat.
  3. Bayi sudah menjadi "manusia" dan boleh diberi nama dan kakinya boleh menginjak tanah.
Jika belum diupacarai tiga bulanan, ia masih "cuntaka" yaitu belum suci. Namun demikian, karena berada jauh di rantau dan juga tidak ada yang bisa membuat upacara pada hari yang tepat, maka ketika pulang ke Bali semua anak-anak diupacarai sekaligus. Ini namanya "pengecualian" lebih baik terlambat dari pada tidak. Upacaranya boleh massal hanya saja "banten peras tataban" masing-masing anak satu. Demikian juga dengan otonan pertama, atau otonan rutin yang dilaksanakan setiap 6 bulan Bali. 
           Sungguh merupakan suatu hal yang sangat penuh makna, namun permasalahan yang ditemukan dalam pelaksanaannya (bagi saya pribadi) adalah, harga banten yang sangan jauh dari perkiraan. Harga yang kami dapatkankan adalah 10 juta untuk banten saja, belum berisikan telur dan kelapa sebagai isin daksina dan banten, juga belum menyiapkan biaya untuk konsumsi, nampah be, dan biaya-biaya lainnya. Pertanyaannya, bisakah harga banten tersebut diringankan, apakah memang semahal itu menurut hemat saya?? Bagaimanaah nasib orang bali kedepan jika kondisi ekonomi biasa" saja hanya untuk 3 bulanan anak saja mesti menghabiskan biaya 15 juta an?? sebuah motor akan melayang, tentu tidak bijak jika yadnya ini kita laksanakan dengan tidak ikhlas, namun tentu lebih bijak lagi jika biaya yang dikeluarkan untuk upacara ini lebih masuk akal, tanpa mengurangi esensi dari pelaksanaan upacara tersebut.
BANTEN...sarana upacara yang mutlak harus ada dalam upacara Hindu di Bali....fenomenanya adalah mulai beralihnya (para pembuat banten) ini ke areal bisnis,karena keterbatasan kemampuan waktu, tenaga, dimana sarat akan kepentingan materi, meskipun tidak bisa di generalisasi  namun cenderung bergerak ke arah sana.
Setelah mendapatkan tawaran harga banten 10 juta, yang menurut saya cukup berat (padahal order banten untuk upacara yg sederhana), saya ingin mendapatkan informasi ttg banten. Banten disebut juga Bali, Bhakti atau Upakara, mempunyai 5 fungsi:
  1. Sebagai niyasa (simbol) Hyang Widhi/ Dewa/ Bhatara-Bhatari
  2. Sebagai sarana penyucian
  3. Sebagai sarana penyaksian (saksi) untuk acara tertentu
  4. Sebagai ayaban (aturan/ persembahan, cetusan rasa bhakti)
  5. Sebagai tataban (prasadam/ berkah yang kemudian disantap setelah ngelungsur ayaban)
Besar/ kecilnya volume banten tergantung dari kemampuan riil kita. Maka disediakan sembilan alternatif volume banten sebagai berikut: mula-mula dibagi dalam 3 kelompok: alit, madya, ageng.
Kemudian masing-masing kelompok dibagi lagi menjadi 3 sub kelompok, misalnya: aliting alit, madyaning alit, utamaning alit, dst.
Jadi tidak benar untuk setiap upacara diharuskan dengan volume banten besar (tentunya dengan biaya tinggi). Banten adalah bagian dari upacara, dan upacara adalah salah satu wujud yadnya.
Selanjutnya yadnya dilakukan karena ada Rnam (hutang manusia kepada Widhi, Rsi dan Pitra). Maka yadnya yang baik adalah yang “satwika”. Unsur-unsur satwika antara lain bahwa upacara dilaksanakan berdasarkan hati suci yang tulus ikhlas.
Maka sekali lagi berupacaralah dengan kemampuan yang riil, agar tujuan upacara tercapai dengan baik. Nah dengan pemahaman ttg ulasan Banten tersebut, saya akan berusaha untuk hunting "penjual" banten yang harganya lebih masuk akal,esensi upacara terpenuhi dan saya pun dapat melanjutkan kehidupan sekala dan niskala secara seimbang. Astungkara.