Sabtu, 21 April 2012
Senin, 09 April 2012
nursing " troli lepas"
PENERAPAN TROLI LEPAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN
KEPATUHAN PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN SOP
DI IRNA C RSUP SANGLAH DENPASAR
TAHUN 2009
DI IRNA C RSUP SANGLAH DENPASAR
TAHUN 2009
INTERNAL SERVICE
PROJECT
Oleh :
Dewa kadek adi surya,dkk
TEAM KEPERAWATAN INSTALASI RAWAT
INAP C
RSUP SANGLAH DENPASAR
TAHUN 2009
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam pengembangan sistem manajemen
keperawatan di Indonesia, beberapa rumah sakit sebagai bagian integral
pelayanan kesehatan telah melaksanakan beberapa upaya untuk meningkatkan
kualitas pelayanan dibidang keperawatan meskipun didalam pelaksanaannya masih
belum dapat dilaksanakan secara maksimal namun beberapa modifikasi dan inovasi
telah mampu menunjang kualitas pelayanan
menjadi lebih baik.
Untuk dapat mewujudkan tercapainya pelayanan yang berkualitas diperlukan
adanya tenaga keperawatan yang profesional, memiliki kemampuan intelektual, teknikal ,interpersonal,
bekerja berdasarkan standar praktek, memperhatikan kaidah etika dan moral sehingga terbentuknya budaya kerja
yang baik (Hamid, 2000). Mutu pelayanan di rumah
sakit sangat ditentukan oleh pelayanan keperawatan atau asuhan keperawatan
(Depkes. RI, 1992). Perawat sebagai pemberi jasa keperawatan merupakan ujung
tombak pelayanan di rumah sakit, sebab perawat berada mendampingipasien selama 24 jam
memberikan asuhan keperawatan. Tanggung jawab yang demikian berat belum
ditunjang dengan sumber daya manusia yang memadai, sehingga kinerja perawat
sering menjadi sorotan baik oleh profesi lain maupun pengguna jasa layanan.
Banyak upaya yang telah
dilakukan dalam rangka peningkatan mutu pelayanan berupa kegiatan yang komprehensif dan integratif yang menyangkut struktur,
proses dan outcome secara sistematis dan berkelanjutan. Upaya-upaya tersebut
antara lain quality assurance, gugus kendali mutu, problem solving for better health dan lain-lain (Modul pelatihan
PMKK,2006).
Di rumah sakit Sanglah
Denpasar sebagai rumah sakit pendidikan tipe A telah menerapkan peningkatan
manajemen kinerja klinik (PMKK) dan melakukan beberapa inovasi dibidang
manajemen keperawatan dalam rangka meningkatkan budaya kerja perawat. Salah satu inovasi tersebut adalah
dengan menerapkan penggunaan sistem
troli lepas yang baru pertama kali
diperkenalkan dan diterapkan di IRNA C RSUP Sanglah didalam pelaksanaan tindakan keperawatan
sehari-hari. Troli lepas yang dimaksud adalah penggunaan beberapa buah troli
yang berfungsi untuk bermacam-macam tindakan keperawatan dengan melakukan
persiapan pembersihan dan desinfeksi sebelum melakukan tindakan keperawatan.
Dasar penerapan troli lepas
tersebut mengacu pada hasil analisa
situasi dan monitoring kinerja tim keperawatan IRNA C RSUP Sanglah .Ternyata
penerapan troli yang digunakan
selama ini “sistem troli konvensional” sangat tidak efektif. Dari hasil
kegiatan monitoring kinerja yang dilakukan sebelum penerapan troli lepas
terlihat nilai tingkat kepatuhan terhadap penerapan SOP hanya berada pada
rentang 65-76% sehingga diperlukan suatu tindakan inovatif
sebagai respon atas kondisi yang ada serta tuntutan perubahan yang dinamis untuk meningkatkan
budaya kerja perawat dalam rangka mewujudkan mutu pelayanan
keperawatan di Rumah Sakit Sanglah.
Menurut data inventaris di
beberapa ruang keperawatan di RS Sanglah tahun 2006. Dari 24 ruang perawatan
rata-rata masih menggunakan sistem troli
konvensional, memiliki 2-3 troli yang dipakai untuk melaksanakan tindakan
keperawatan seperti troli untuk injeksi,
rawat luka, memasang infus dan sebagainya, dan 95% troli untuk injeksi menggunakan 1 buah troli yang dipakai secara
baku. Dari hasil observasi beberapa ruang rawat inap yang masih menggunakan
troli secara baku didapatkan 60 % kondisi troli yang kotor dan kurang terawat
dengan penggunaan alat dan bahan yang hanya diganti 2 hari sekali. Kondisi troli konvensional akan menyebabkan
rutinitas kegiatan dan tindakan dilakukan tanpa ada persiapan yang bertahap,
sehingga akan mengurangi kepatuhan perawat dalam menjalankan SOP secara utuh
dan tepat.
Untuk mengatasi masalah tersebut, maka Instalasi Rawa Inap C mulai
menerapkan sistem troli lepas secara konsisten sejak tahun 2006. Dengan penerapan sistem troli lepas ini ternyata
memiliki beberapa manfaat yang sangat besar yaitu : Meningkatkan kepatuhan dalam penerapan SOP,
efektif dalam penggunaan alat dan
bahan, efisiensi waktu dalam
melaksanakan tindakan keperawatan dan meningkatkan infeksi kontrol.
Dari beberapa temuan diatas, salah satu manfaat yang dapat kami buktikan
dalam tulisan ilmiah ini adalah manfaat peningkatan kepatuhan dalam penerapan
SOP untuk beberapa tindakan keperawatan. Karena dengan menggunakan sistem troli
lepas akan membuat mind set perawat
menjadi tahu apa yang harus disiapkan, mau melaksanakan tindakan dan akan
diadopsi menjadi suatu perilaku yang selalu mengacu pada standar didalam
melaksanakan tindakan keperawatan.
Monitoring kinerja terhadap kepatuhan perawat didalam melaksanakan standar operasional prosedur suatu tindakan
adalah salah satu bagian dari indikator pendekatan proses dalam penilaian mutu
pelayanan kesehatan ( Modul Pelatihan PMKK.2006). Hasil yang diharapkan adalah
dengan penerapan kinerja sesuai dengan standar akan dapat meningkatkan kinerja perawat dan kualitas pelayanan
keperawatan yang bermutu
di RSUP Sanglah Denpasar.
Untuk membuktikan uraian
diatas penulis meyakinkaan dalam karya ilmiah yang berjudul ”PENERAPAN TROLI LEPAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN
KEPATUHAN PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN SOP DI IRNA
C RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2009”. Dalam penelitian ini akan dispesifikkan
SOP yang akan diteliti yaitu SOP Injeksi Intravena dan Merawat Luka, karena
kegiatan ini merupakan kegiatan yang paling sering dilakukan oleh perawat
dengan memerlukan teknik persiapan yang kompleks dan harus tepat.
B. Tujuan Penelitian
1.
Tujuan Umum
Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah
untuk membuktikan bahwa penerapan troli lepas dapat meningkatkan kepatuhan
perawat dalam menjalankan SOP.
2. Tujuan Khusus
Beberapa tujuan khusus yang dapat disusun adalah
sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi tingkat kepatuhan perawat
di IRNA C RSUP Sanglah Denpasar dalam melaksanakan SOP sebelum penerapan troli
lepas.
b. Mengidentifikasi tingkat kepatuhan perawat
di IRNA C RSUP Sanglah Denpasar dalam melaksanakan SOP setelah penerapan troli
lepas.
c. Menganalisis perbedaan tingkat kepatuhan
perawat di IRNA C RSUP Sanglah Denpasar dalam melaksanakan SOP sebelum dan
setelah penerapan troli lepas.
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Deskripsi Troli Lepas
1. Pengertian
Troli Lepas adalah suatu
sistem penggunaan troli yang dapat digunakan untuk berbagai macam tindakan
keperawatan dengan mempersiapkan pembersihan, desinfektan serta alat dan bahan
sebelum digunakan untuk melakukan tindakan keperawatan yang mengacu pada standar
operasional prosedur .
Penggunaan troli ini, tidak
terbatas hanya pada beberapa tindakan tertentu saja. Tetapi dapat untuk tindakan
: merawat luka, injeksi, memasang kateter dan tindakan keperawatan lainnya.
2.
Manfaat
- Meningkatkan kepatuhan dalam penerapan SOP
Melalui penerapan troli lepas, perawat harus mengidentifikasi/mengkaji
kebutuhan mulai dari membaca SOP tindakan, mempersiapkan alat dan melaksanakan
langkah-langkah sesuai dengan prosedur.
- Efisiensi alat (bahan)
Alat / bahan yang diperlukan dapat diperkirakan sebelumnya sebelum
melakukan tindakan keperawatan. Misal untuk perawatan luka, semua alat dan
bahan diperhitungkan berdasarkan pengkajian kondisi luka.
- Efisiensi waktu
Waktu yang diperlukan lebih efektif, seorang PA tidak mesti menunggu troli
yang digunakan oleh perawat lain, sehingga ia dapat melakukan kegiatan injeksi
tanpa memerlukan menunggu teman yang
lain selesai melakukan tindakan. Hal ini akan meningkatkan respon time perawat terhadap pelayanan yang dilakukan.
- Menunjang infeksi kontrol
Dalam melakukan suatu tindakan, sebelumnya dilakukan persiapan troli mulai dari
pembersihan dan desinfeksi secara terus menerus, dan akan dilakukan juga
setelah melaksanakan tindakan. Pembersihan yang rutin sangat penting untuk
meyakinkan bahwa peralatan troli sangat bersih dan benar-benar bersih dari
debu, minyak dan kotoran. Perlu diingat bahwa sekitar 90 persen dari kotoran
yang terlihat pasti mengandung kuman. Harus ada waktu yang teratur untuk
membersihkan dinding, lantai, tempat tidur, pintu, jendela, tirai, kamar mandi,
dan alat-alat medis yang telah dipakai berkali-kali.
3. Perbedaan dengan troli konvensional
NO
|
TROLI LEPAS
|
TROLI KONVENSIONAL
|
1
|
Alat alat serta bahan yang disediakan selalu dalam keadaan baru | Alat dan bahan terpaku pada troli kadang bahan habis pakai diganti beberapa hari sekali |
2
|
Waktu untuk melakukan tindakan lebih cepat/ sesuai dengan jadwal (meningkatkan Respon Time) | Harus menunggu troli, jika masih terpakai oleh perawat lain |
3
|
Bekerja tidak mesti berkelompok | Harus menggunakan troli tertentu secara bersama-sama |
4
|
Kondisi lebih bersih (dibersihkan melakukan tindakan) dan meningkatkan infection kontrol | Kurang bersih, pembersihan alat secara umum beberapa hari sekali |
5
|
Perawat terbiasa bekerja sesuai dengan standar operasional prosedur, karena dilatih untuk menyiapkan kebutuhan setiap melakukan tindakan keperawatan yang memerlukan troli | Membawa banyak alat-alat yang tidak diperlukan, tidak sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan (tidak sesuai dengan standar) |
4. Waktu persiapan
Persiapan penggunaan troli
lepas ini dilakukan setiap melakukan tindakan, jadi tidak terpaku hanya satu kali
sehari, didalam satu shift (pagi-sore-malam) 1 troli bisa dibersihkan lebih
dari 4 kali tergantung penggunaan.
Pembersihan secara general dilakukan
setiap minggu meliputi: pencucian dengan air mengalir dengan menggunakan sabun/
detergen, perawatan kaki troli/ roda, dan desinfeksi.
5. Teknik pembersihan dan desinfeksi sebelum
dan setelah melakukan tindakan
a. Siapkan
troly yang akan dipakai/sudah dipakai di tempat pembersihan sesuai dengan
tujuan kegiatan
b. Hancsoen,
masker (kalau perlu)
c. Siapkan
alkohol 70%
d. Siapkan
air sabun cair dalam tabung semprot
e. Siapkan
air bersih dalam tabung semprot
f. Siapkan 3 buah lap bersih yang kering
g. Semprotkan air sabun ke permukaan troli,
bagian permukaan atas, permukaan bawah, kaki, dan bagian tepi
h. Gosok hingga merata
i.
Semprotkan
air bersih ke seluruh bagian troli, kemudian diseka
j.
Ulangi
pembilasan minimal 3 kali atau sampai tidak ada busa sabun yang tersisa
k. Semprotkan alkohol 70% secara merata,
gosok dengan cara memutar, dari dalam keluar, dari atas ke bagian bawah.
6. Tempat troli lepas
Penempatan troli idealnya
adalah diruangan yang bersih dan mudah dijangkau. Sedangkan tempat untuk
membersihkan troli tersebut tentu harus dibedakan, sebelumnya troli yang kotor,
habis digunakan harus memasuki ruang/ area pembersih khusus. Setelah
dibersihkan, troli dimasukkan ke ruang persiapan tindakan. Jadi troli yang
sudah berada di ruang persiapan, sudah dalam kondisi bersih.
7. Alur persiapan troli lepas
B.
Tingkat kepatuhan perawat dalam
melaksanakan SOP
1. Pengertian
Kepatuhan adalah taat terhadap
perintah (Kamisa, 1997). Jadi, tingkat kepatuhan perawat dalam menjalankan SOP
adalah derajat ketaatan perawat melaksanakan prosedur tindakan keperawatan
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
2. Alat Ukur
Dalam tindakan keperawatan
terdapat berbagai standar yang telah ditetapkan, namun dalam penelitian ini
penulis menggunakan dua SOP yang paling
sering dilaksanakan oleh seorang perawat yaitu Tindakan Injeksi dan Merawat
luka.Untuk memudahkan
peneliti dalam mengumpulkan data, maka peneliti membuat alat ukur yang telah
disesuaikan dengan SOP yang berbentuk checklyst,
setelah data terkumpul maka penulis akan menghitung skor kepatuhan
masing-masing perawat dalam melaksanakan SOP dengan rentang sebagai berikut:
a. Sangat patuh terhadap SOP : Skor 81-100%
b. Patuh terhadap SOP : Skor 61-80%
c. Cukup patuh terhadap SOP : Skor 41-60%
d. Kurang patuh terhadap SOP : Skor 21-40%
e. Tidak patuh terhadap SOP : Skor 0-20%
BAB III
PENYELESAIAN MASALAH
Troli Lepas yang telah diterapkan
mulai tahun 2006 (sejak gedung baru dibangun), yang telah
memberika dampak besar pada pelayanan IRNA C RSUP Sanglah Denpasar. Dalam pelaksanaan
kegiatan pelayanan kepada pasien banyak permasalahan yang muncul berkaitan
dengan pelaksanaan tindakan keperawatan, seperti kurang patuhnya perawat
melaksanakan SOP yang tepat, masih adanya angka flebitis pada pemasangan infus
dan respon time yang kurang dari perawat. Namun, setelah dilaksanakan Troli Lepas, masalah yang muncul dapat berangsur diatasi dan
bahkan melalui kegiatan Troli Lepas mutu pelayanan keperawatan dapat ditingkatkan, dengan ditandai
dengan meningkatnya kepatuhan perawat melaksanakan SOP, berkurangnya angka
flebitis dan meningkatnya respon time
perawat melayani pasien.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah
termasuk penelitian analitik yaitu penelitian yang bertujuan untuk mencari,
menjelaskan suatu hubungan, memperkirakan, menguji berdasarkan teori yang ada
(Setiadi, 2007). Model Pendekatan subjek yang digunakan adalah cohort (prospektif) yaitu jenis penelitian yang digunakan untuk
mempelajari dinamika korelasi antara situasi yang lalu dan mendatang melalui
pendekatan longitudinal kedepan
(Nursalam, 2003). Penelitian ini mempelajari perbedaan antara variabel sama
subyek dengan cara pendekatan pretest-posttest. Untuk pengambilan tingkat kepatuhan perawat di IRNA C RSUP
Sanglah Denpasar dalam melaksanakan SOP sebelum dan setelah diterapkan Troli lepas dan dilakukan pada responden yang sama (Same
subject)..
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di
IRNA C RSUP Sanglah Denpasar. Adapun pengumpulan data dilaksanakan bulan Januari sampai dengan April 2009.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi penelitian
Populasi adalah setiap subjek
yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam,2003). Pada penelitian
ini populasi adalah seluruh perawat pelaksana di IRNA C RSUP Sanglah Denpasar.
2. Sampel
dan sampling penelitian
Pada penelitian ini,
sampel diambil dari perawat pelaksana di IRNA C RSUP Sanglah Denpasar. Dengan pemilihan sampel secara purposive sampling yaitu pemilihan sampel dengan mencari
kelompok tertentu yang dalam hal ini merupakan perawat di IRNA
C RSUP Sanglah Denpasar.
Besar sampel yang diambil adalah sebanyak 80, dengan jumlah minimal 30 sampel
maka hasil data sudah dapat dikategorikan data yang representative (Sugiyono,
2001).
D. Jenis dan Cara Mengumpulkan Data
Dalam penelitian ini data yang
dikumpulkan adalah data primer yang diperoleh melalui checklyst minitoring kinerja yang dilaksanakan setiap 4 bulan sekali
(Periode Januari – April 2009) di IRNA C RSUP Sanglah Denpasar. Data
terdahulu diambil dengan melihat dokumentasi kinerja perawat sebelum
dilaksanakannya troli lepas di IRNA C (tahun 2006).
E. Pengolahan dan Analisa Data
Adapun teknik pengolahan dan analisa data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.
Teknik pengolahan data
Adapun langkah-langkah
pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Editing
Dengan memeriksa kembali hasil checklyst,
apabila ditemukan kekurangan data yang didapatkan dari responden maka dilakukan
kembali pemeriksaan dengan responden saat itu juga.
b. Koding
Hasil kuesioner yang sudah
terkumpul diperiksa kelengkapannya, kemudian diberi kode sesuai ketentuan.
c. Entry
atau transfering
Memasukkan data dalam komputer
kemudian disimpan dalam bentuk soft copy.
d. Cleaning atau tabulasi
Untuk mengecek
kesalahan-kesalahan dengan contingency
check yaitu menghubungkan jawaban kuesioner secara berkesinambungan. Data
kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi dan dianalisis.
2.
Teknik analisa data
Sebelum dianalisis, data pre-test dan post-test disajikan dalam tabel secara deskriptif, kemudian
dihitung perbedaan nilai pre-test dan
post-test. Teknik analisa data yang
digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan uji statistik, yaitu
dengan Paired Samples t-Test untuk
mempelajari perbedaan nilai pre-test
dan post-test.
Burns (1993) menyatakan, rumus
untuk mencari nilai t (Paired t-Test)
adalah sebagai berikut :
Keterangan :
t = Paired t-Test
= nilai rata-rata perbedaan skor dua
variabel yang sama
= jumlah kuadrat penyimpangan skor yang
berbeda
n
= jumlah skor yang dipasangkan
df = n-1
Untuk mempermudah pengolahan data maka peneliti
melaksanakan uji Paired Samples t-Test
diolah dengan bantuan komputer.
BAB V
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil monitoring
kinerja yang telah dilaksanakan terhadap 80 responden yang merupakan perawat di IRNA C RSUP Sanglah Denpasar pada bulan Januari-April 2009 dengan
dibandingkan dokumentasi kinerja perawat sebelum dilaksanakannya troli
lepas di IRNA C (tahun 2006), dapat
disajikan sebagai berikut:
A. Tingkat kepatuhan perawat di IRNA C RSUP
Sanglah Denpasar dalam melaksanakan SOP injeksi intravena dan perawatan luka sebelum
penerapan troli lepas
TABEL 1
SKOR TINGKAT KEPATUHAN
PERAWAT MELAKSANAKAN SOP
SEBELUM DITERAPKAN TROLI LEPAS
KODE RESP.
|
SKOR TINGKAT KEPATUHAN PERAWAT
MELAKSANAKAN SOP
SEBELUM DITERAPKAN TROLI LEPAS
|
|
SOP INJEKSI INTRAVENA
|
SOP MERAWA LUKA
|
|
1
|
69
|
76
|
2
|
68
|
76
|
3
|
67
|
76
|
4
|
71
|
76
|
5
|
72
|
76
|
6
|
73
|
76
|
7
|
73
|
76
|
8
|
73
|
76
|
9
|
73
|
76
|
10
|
73
|
76
|
11
|
73
|
76
|
12
|
73
|
76
|
13
|
73
|
76
|
14
|
73
|
76
|
15
|
73
|
71
|
16
|
73
|
72
|
17
|
73
|
72
|
18
|
73
|
71
|
19
|
73
|
73
|
20
|
73
|
72
|
21
|
73
|
74
|
22
|
73
|
75
|
23
|
73
|
72
|
24
|
73
|
69
|
25
|
73
|
66
|
26
|
69
|
65
|
27
|
68
|
68
|
28
|
67
|
69
|
29
|
71
|
68
|
30
|
72
|
67
|
31
|
73
|
71
|
32
|
73
|
72
|
33
|
73
|
73
|
34
|
73
|
73
|
35
|
73
|
73
|
36
|
73
|
73
|
37
|
73
|
73
|
38
|
73
|
73
|
39
|
73
|
73
|
40
|
73
|
73
|
41
|
73
|
73
|
42
|
73
|
73
|
43
|
73
|
73
|
44
|
73
|
73
|
45
|
73
|
73
|
46
|
73
|
73
|
47
|
73
|
73
|
48
|
73
|
73
|
49
|
73
|
73
|
50
|
73
|
73
|
51
|
69
|
73
|
52
|
68
|
73
|
53
|
67
|
74
|
54
|
71
|
74
|
55
|
72
|
65
|
56
|
73
|
64
|
57
|
73
|
65
|
58
|
73
|
68
|
59
|
73
|
69
|
60
|
73
|
73
|
61
|
73
|
73
|
62
|
73
|
73
|
63
|
73
|
73
|
64
|
73
|
73
|
65
|
73
|
73
|
66
|
73
|
73
|
67
|
73
|
73
|
68
|
73
|
73
|
69
|
73
|
73
|
70
|
73
|
73
|
71
|
73
|
73
|
72
|
73
|
63
|
73
|
73
|
62
|
74
|
73
|
61
|
75
|
65
|
65
|
76
|
68
|
68
|
77
|
69
|
69
|
78
|
65
|
65
|
79
|
65
|
65
|
80
|
65
|
65
|
Interpretasi :
Dari tabel 1 diatas, sebelum
diterapkannya troli lepas terhadap SOP tindakan injeksi terlihat jika skor
tingkat kepatuhan perawat berada pada rentang 65- 73 sedangkan dari tindakan
untuk merawat luka didapatan hasil skor tingkat
kepatuhan perawat pada rentang 65-76.
B. Tingkat kepatuhan perawat di IRNA C RSUP
Sanglah Denpasar dalam melaksanakan SOP injeksi intravena dan perawatan luka
setelah penerapan troli lepas
TABEL 2
SKOR TINGKAT KEPATUHAN
PERAWAT MELAKSANAKAN SOP
SETELAH
DITERAPKAN TROLI LEPAS
KODE RESP.
|
SKOR TINGKAT KEPATUHAN PERAWAT
MELAKSANAKAN SOP
SETELAH TROLI LEPAS
|
|
SOP INJEKSI INTRAVENA
|
SOP MERAWA LUKA
|
|
1
|
90.48
|
88.89
|
2
|
90.48
|
88.89
|
3
|
90.48
|
100
|
4
|
90.48
|
81.48
|
5
|
90.48
|
81.48
|
6
|
90.48
|
81.48
|
7
|
90.48
|
81.48
|
8
|
90.48
|
81.48
|
9
|
90.48
|
81.48
|
10
|
90.48
|
81.48
|
11
|
90.48
|
81.48
|
12
|
90.48
|
81.48
|
13
|
90.48
|
81.48
|
14
|
90.48
|
81.48
|
15
|
85.71
|
81.48
|
16
|
85.71
|
81.48
|
17
|
100
|
81.48
|
18
|
100
|
81.48
|
19
|
90.48
|
81.48
|
20
|
90.48
|
81.48
|
21
|
95
|
100
|
22
|
95
|
96.4
|
23
|
95
|
96.4
|
24
|
95
|
96.4
|
25
|
95
|
100
|
26
|
95
|
89.2
|
27
|
90
|
89.2
|
28
|
90
|
89.2
|
29
|
90
|
89.2
|
30
|
90
|
89.2
|
31
|
95
|
89.2
|
32
|
95
|
89.2
|
33
|
90
|
89.2
|
34
|
90
|
89.2
|
35
|
90
|
89.2
|
36
|
90
|
89.2
|
37
|
90
|
89.2
|
38
|
90
|
89.2
|
39
|
90
|
89.2
|
40
|
90
|
89.2
|
41
|
80
|
97
|
42
|
85
|
97
|
43
|
90
|
94
|
44
|
90
|
97
|
45
|
90
|
94
|
46
|
90
|
97
|
47
|
90
|
97
|
48
|
90
|
100
|
49
|
85
|
91
|
50
|
90
|
94
|
51
|
90
|
97
|
52
|
85
|
97
|
53
|
90
|
97
|
54
|
85
|
91
|
55
|
90
|
100
|
56
|
90
|
100
|
57
|
90
|
100
|
58
|
90
|
100
|
59
|
90
|
100
|
60
|
95.2
|
97.3
|
61
|
95.2
|
97.3
|
62
|
95.2
|
96
|
63
|
95.2
|
96
|
64
|
95.2
|
96
|
65
|
95.2
|
94.7
|
66
|
95.2
|
96
|
67
|
95.2
|
96
|
68
|
95.2
|
96
|
69
|
95.2
|
94.7
|
70
|
81.5
|
94.8
|
71
|
80.5
|
94.3
|
72
|
83.3
|
94.5
|
73
|
80.5
|
94.3
|
74
|
80.5
|
93
|
75
|
82.4
|
93.6
|
76
|
85.3
|
84.5
|
77
|
87
|
94.5
|
78
|
83
|
94.5
|
79
|
81
|
95
|
80
|
80.5
|
95.5
|
Interpretasi :
Setelah penerapan troli lepas
terlihat jika rentang tingkat kepatuhan perawat dalam menerapkan SOP injeksi
adalah 80.5 – 100. Untuk merawat luka
didapatkan skor tingkat kepatuhan perawat pada rentang 81.48 – 100.
C. Peningkatan skor tingkat kepatuhan perawat
di IRNA C RSUP Sanglah Denpasar dalam melaksanakan SOP setelah penerapan troli
lepas
TABEL 3
PENINGKATAN SKOR TINGKAT
KEPATUHAN PERAWAT MELAKSANAKAN SOP SETELAH DITERAPKAN TROLI LEPAS
KODE RESP
|
SKOR TINGKAT KEPATUHAN
MELAKSANAKAN SOP
|
|||||
SOP INJEKSI INTRAVENA
|
SOP MERAWAT LUKA
|
|||||
SEBELUM TROLI LEPAS
|
SETELAH TROLI LEPAS
|
PENINGKATAN SKOR
|
SEBELUM TROLI LEPAS
|
SETELAH TROLI LEPAS
|
PENINGKATAN SKOR
|
|
1
|
69
|
90.48
|
21.48
|
76
|
88.89
|
12.89
|
2
|
68
|
90.48
|
22.48
|
76
|
88.89
|
12.89
|
3
|
67
|
90.48
|
23.48
|
76
|
100
|
24
|
4
|
71
|
90.48
|
19.48
|
76
|
81.48
|
5.48
|
5
|
72
|
90.48
|
18.48
|
76
|
81.48
|
5.48
|
6
|
73
|
90.48
|
17.48
|
76
|
81.48
|
5.48
|
7
|
73
|
90.48
|
17.48
|
76
|
81.48
|
5.48
|
8
|
73
|
90.48
|
17.48
|
76
|
81.48
|
5.48
|
9
|
73
|
90.48
|
17.48
|
76
|
81.48
|
5.48
|
10
|
73
|
90.48
|
17.48
|
76
|
81.48
|
5.48
|
11
|
73
|
90.48
|
17.48
|
76
|
81.48
|
5.48
|
12
|
73
|
90.48
|
17.48
|
76
|
81.48
|
5.48
|
13
|
73
|
90.48
|
17.48
|
76
|
81.48
|
5.48
|
14
|
73
|
90.48
|
17.48
|
76
|
81.48
|
5.48
|
15
|
73
|
85.71
|
12.71
|
71
|
81.48
|
10.48
|
16
|
73
|
85.71
|
12.71
|
72
|
81.48
|
9.48
|
17
|
73
|
100
|
27
|
72
|
81.48
|
9.48
|
18
|
73
|
100
|
27
|
71
|
81.48
|
10.48
|
19
|
73
|
90.48
|
17.48
|
73
|
81.48
|
8.48
|
20
|
73
|
90.48
|
17.48
|
72
|
81.48
|
9.48
|
21
|
73
|
95
|
22
|
74
|
100
|
26
|
22
|
73
|
95
|
22
|
75
|
96.4
|
21.4
|
23
|
73
|
95
|
22
|
72
|
96.4
|
24.4
|
24
|
73
|
95
|
22
|
69
|
96.4
|
27.4
|
25
|
73
|
95
|
22
|
66
|
100
|
34
|
26
|
69
|
95
|
26
|
65
|
89.2
|
24.2
|
27
|
68
|
90
|
22
|
68
|
89.2
|
21.2
|
28
|
67
|
90
|
23
|
69
|
89.2
|
20.2
|
29
|
71
|
90
|
19
|
68
|
89.2
|
21.2
|
30
|
72
|
90
|
18
|
67
|
89.2
|
22.2
|
31
|
73
|
95
|
22
|
71
|
89.2
|
18.2
|
32
|
73
|
95
|
22
|
72
|
89.2
|
17.2
|
33
|
73
|
90
|
17
|
73
|
89.2
|
16.2
|
34
|
73
|
90
|
17
|
73
|
89.2
|
16.2
|
35
|
73
|
90
|
17
|
73
|
89.2
|
16.2
|
36
|
73
|
90
|
17
|
73
|
89.2
|
16.2
|
37
|
73
|
90
|
17
|
73
|
89.2
|
16.2
|
38
|
73
|
90
|
17
|
73
|
89.2
|
16.2
|
39
|
73
|
90
|
17
|
73
|
89.2
|
16.2
|
40
|
73
|
90
|
17
|
73
|
89.2
|
16.2
|
41
|
73
|
80
|
7
|
73
|
97
|
24
|
42
|
73
|
85
|
12
|
73
|
97
|
24
|
43
|
73
|
90
|
17
|
73
|
94
|
21
|
44
|
73
|
90
|
17
|
73
|
97
|
24
|
45
|
73
|
90
|
17
|
73
|
94
|
21
|
46
|
73
|
90
|
17
|
73
|
97
|
24
|
47
|
73
|
90
|
17
|
73
|
97
|
24
|
48
|
73
|
90
|
17
|
73
|
100
|
27
|
49
|
73
|
85
|
12
|
73
|
91
|
18
|
50
|
73
|
90
|
17
|
73
|
94
|
21
|
51
|
69
|
90
|
21
|
73
|
97
|
24
|
52
|
68
|
85
|
17
|
73
|
97
|
24
|
53
|
67
|
90
|
23
|
74
|
97
|
23
|
54
|
71
|
85
|
14
|
74
|
91
|
17
|
55
|
72
|
90
|
18
|
65
|
100
|
35
|
56
|
73
|
90
|
17
|
64
|
100
|
36
|
57
|
73
|
90
|
17
|
65
|
100
|
35
|
58
|
73
|
90
|
17
|
68
|
100
|
32
|
59
|
73
|
90
|
17
|
69
|
100
|
31
|
60
|
73
|
95.2
|
22.2
|
73
|
97.3
|
24.3
|
61
|
73
|
95.2
|
22.2
|
73
|
97.3
|
24.3
|
62
|
73
|
95.2
|
22.2
|
73
|
96
|
23
|
63
|
73
|
95.2
|
22.2
|
73
|
96
|
23
|
64
|
73
|
95.2
|
22.2
|
73
|
96
|
23
|
65
|
73
|
95.2
|
22.2
|
73
|
94.7
|
21.7
|
66
|
73
|
95.2
|
22.2
|
73
|
96
|
23
|
67
|
73
|
95.2
|
22.2
|
73
|
96
|
23
|
68
|
73
|
95.2
|
22.2
|
73
|
96
|
23
|
69
|
73
|
95.2
|
22.2
|
73
|
94.7
|
21.7
|
70
|
73
|
81.5
|
8.5
|
73
|
94.8
|
21.8
|
71
|
73
|
80.5
|
7.5
|
73
|
94.3
|
21.3
|
72
|
73
|
83.3
|
10.3
|
63
|
94.5
|
31.5
|
73
|
73
|
80.5
|
7.5
|
62
|
94.3
|
32.3
|
74
|
73
|
80.5
|
7.5
|
61
|
93
|
32
|
75
|
65
|
82.4
|
17.4
|
65
|
93.6
|
28.6
|
76
|
68
|
85.3
|
17.3
|
68
|
84.5
|
16.5
|
77
|
69
|
87
|
18
|
69
|
94.5
|
25.5
|
78
|
65
|
83
|
18
|
65
|
94.5
|
29.5
|
79
|
65
|
81
|
16
|
65
|
95
|
30
|
80
|
65
|
80.5
|
15.5
|
65
|
95.5
|
30.5
|
Interpretasi :
Dari hasil analisa peningkatan
skor tingkat kepatuhan perawat terhadap penerapan SOP didapatkan hasil seluruh skor mengalami peningkatan untuk
tindakan injeksi dan rawat luka antara rentang 5.48 – 32.3 poin.
D. Analisis/Diskusi
Adapun analisis perbedaan tingkat kepatuhan
perawat di IRNA C RSUP Sanglah Denpasar dalam melaksanakan SOP sebelum dan
setelah penerapan troli lepas adalah sebagai berikut :
TABEL 4
ANALISIS PERBEDAAN SKOR
TINGKAT KEPATUHAN PERAWAT MELAKSANAKAN SOP SEBELUM DAN SETELAH
DITERAPKAN TROLI LEPAS
VARIABLE
|
Paired
Differences
|
t
|
df
|
Sig.
(2-tailed)
|
||||
Mean
|
Std.
Deviation
|
Std. Error
Mean
|
95%
Confidence Interval of the Difference
|
|||||
Lower
|
Upper
|
|||||||
Pair 1
(SOP
Injeksi Intavena)
|
-18.145
|
4.2585
|
0.47612
|
-19.09
|
-17.19
|
-38.11
|
79
|
0.000
|
Pair 2
(SOP
Merawat Luka)
|
-19.870
|
8.4525
|
0.94502
|
-21.75
|
-17.98
|
-21.02
|
79
|
0.000
|
Untuk lebih memahami tabel di atas
maka perlu diketahui Ho untuk perbedaan antara skor kepatuhan SOP injeksi adalah “tidak ada perbedaan yang signifikan antara tingkat kepatuhan
perawat di IRNA C RSUP Sanglah Denpasar dalam melaksanakan SOP injeksi sebelum
dan setelah penerapan troli lepas”.
Keputusan pertama diambil dengan melihat nilai p (significant). Pada
hasil paired samples t test terlihat nilai p=0,000 yang berarti p<0,05
dengan taraf kepercayaan 95%, maka Ho ditolak atau skor kepatuhan perawat
melaksanakan SOP sebelum dan sesudah penerapan troli lepas tidak sama.
Keputusan kedua diambil dengan
membandingkan nilai t hitung dengan t tabel.
Pada tabel diatas tampak nilai df = 79, nilai t tabel untuk df = 79
adalah 1.658, sedangkan nilai t hitung pada uji paired samples t test adalah -38.11, karena merupakan uji 2 arah (2-tailed) maka
dinyatakan t hitung > t tabel, maka ho ditolak, dengan kata lain “ada
perbedaan yang signifikan antara
tingkat kepatuhan perawat di IRNA C RSUP Sanglah Denpasar dalam melaksanakan
SOP injeksi sebelum dan setelah
penerapan troli lepas”.
Untuk perbedaan antara skor kepatuhan SOP merawat luka adalah “tidak ada perbedaan yang signifikan antara tingkat kepatuhan
perawat di IRNA C RSUP Sanglah Denpasar dalam melaksanakan SOP merawat luka sebelum
dan setelah penerapan troli lepas”.
Keputusan pertama diambil dengan melihat nilai p (significant). Pada
hasil paired samples t test terlihat nilai p=0,000 yang berarti p<0,05
dengan taraf kepercayaan 95%, maka Ho ditolak atau skor kepatuhan perawat melaksanakan
SOP sebelum dan sesudah penerapan troli lepas tidak sama.
Keputusan kedua diambil dengan
membandingkan nilai t hitung dengan t tabel.
Pada tabel diatas tampak nilai df = 79, nilai t tabel untuk df = 79
adalah 1.658, sedangkan nilai t hitung pada uji paired samples t test adalah -21.02, karena merupakan uji 2 arah (2-tailed) maka
dinyatakan t hitung > t tabel, maka ho ditolak, dengan kata lain “ada
perbedaan yang signifikan antara
tingkat kepatuhan perawat di IRNA C RSUP Sanglah Denpasar dalam melaksanakan
SOP merawat luka sebelum dan setelah
penerapan troli lepas”.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan tujuan khusus yang telah ditetapkan, dapat dirumuskan
kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Sebelum
diterapkannya troli lepas terhadap SOP tindakan injeksi terlihat jika skor
tingkat kepatuhan perawat berada pada rentang 65- 73 sedangkan dari tindakan
untuk merawat luka didapatan hasil skor
tingkat kepatuhan perawat pada rentang 65-76.
2.
Setelah
penerapan troli lepas terlihat jika rentang tingkat kepatuhan perawat dalam
menerapkan SOP injeksi adalah 80.5 – 100. Untuk merawat luka didapatkan skor tingkat kepatuhan perawat
pada rentang 81.48 – 100.
3.
Dari hasil
analisa peningkatan skor tingkat kepatuhan perawat terhadap penerapan SOP
didapatkan hasil seluruh skor mengalami
peningkatan untuk tindakan injeksi dan rawat luka antara rentang 5.48 – 32.3
poin. Ada perbedaan yang
signifikan antara tingkat kepatuhan perawat di IRNA C RSUP Sanglah Denpasar
dalam melaksanakan SOP sebelum dan setelah penerapan troli lepas.
B.
Saran
Beberapa hal yang dapat kami sarankan mengenai penerapan troli lepas yang yang telah
laksanakan dengan melihat hasil penelitian kami adalah sebagai berikut:
1.
Disarankan kepada seluruh rumah sakit di Indonesia pada
umumnya melaksanakan penerapan troli
lepas mengingat cukup besarnya dampak yang dihasilkan ditinjau dari
mutu/kinerja dan sumber daya manusia .
2.
Kepada teman sejawat khususnya profesi perawat agar penerapan troli lepas dengan baik
demi meningkatkan mutu/kinerja dan sumber daya manusia yang dimiliki profesi.
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam (2003) Konsep dan
Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Edisi Pertama, Jakarta : Salemba Medika
DEPKES RI,
Pusdiklat SDM dan Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan (2006) Modul Pelatihan Peningkatan Manajemen
Kinerja Klinik (PMKK) Perawat dan Bidan, Jakarta : t.p.
Setiadi (2007) Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan,
Edisi Pertama, Yogyakarta : Graha Ilmu
Sugiyono (2001) Metode Penelitian Administrasi, Bandung
: CV. Alfa Beta
Triton (2006) SPSS 13.0 Terapan : Riset Statistik Paranetrik, Yogyakarta : ANDI
Langganan:
Postingan (Atom)